Tuesday, July 15, 2008

Kerusuhan lebih menjual

ada yang menarik ketika membaca bola edisi 1844 (selasa 15 juli 2008) dalam rubrik ole nasional. ada fakta menarik tentang perhelatan liga super liga yang amat prestisius. liga yang amat dibangga banggakan. liga yang sangat menyita konsentrasi publik karena untuk menentukan siapa pesertanya BLI harus melakukan berkali kali penundaan pengumuman pesertanya.

ya faktor klasik persepakbolaan indonesia. kerusuhan. tercatat ada 2 partai yang yang menjadi sorotan ketika sriwijaya bertemu persipura dan pelita jaya bertemu persiba baliikpapan. walaupun tidak berskala besar akan tetapi sedikit mengusik saya untuk menulis artikel ini. sebenarnya saya berharap dalam bola edisi kemarin ada sebuah liputan khusus tentang Peringatan Hari Suporter Nasional. walaupun tidak diadakan secara besar besaran tapi disolo ada sebuah kegiatan dalam memperingati sewindu hari suporter tersebut. 8 tahun silam di kantor bola hari itu di deklarasikan untuk penyatuan visi dan mempererat tali silaturahmi antarkelompok suporter yang beragam. entah karena bola tidak mengetahui itu atau memang berita itu tidak menjual saya tidak tahu.
memang ada berita tentang itu tapi hanya di kolom kecil saja. sungguh ironi. teringat obrolan dengan salah seorang wartawan surat kabar harian ketika demo di kantor PSSI, dia cerita kalau media sekarang nyari yang menjual saja. waduh, pikir ku dalam hati kok bisa bisanya ya. ya itulah fakta nya kalau memang komersialisasi sudah melanda bangsa kita. cak nun pernah bilang, tujuan hidup kita itu cuma satu. cuma pengan kaya. dan emang sih, uang jadi tujuan nomor satu. kalau kita saja berpikir uang dan uang apalagi sebuah perusahaan media yang jelas di didirikan untuk mencari omset yang luar biasa.
Yah mau apalagi memang TUHAN kita sudah "ganti" kita bertuhan Uang.

1