Sunday, March 30, 2008

AGENDA TANGGAL 6 RAPAT BULANAN DI ANCOL sekaligus merayakan ultah PCSC

kalau tidak ada aral melintang tanggal 6 april akan diadakan rapat bulanan di Dunia Fantasi... sayarat.. pake baju pasoepati, memakai kartu xl untuk sementara, dan membayar tiket 45 ribu... untuk saat ini kuota yang diberikan pihak PCSC baru 10. tapi diusahakan bisa 20. kumpul nyampe diancol jam 8 pagi.

rapat dilaksanankan disana karena kita sekaligus menghadiri ulang tahun PCSC yang ke 2. rekan pasoepati mungkin heran apa itu PCSC karena selama ini lebih mengenal panser ataupun snack. PCSC terlahir dari sebuah kedewasan bersikap kecerdasan berpikir. yang selama ini mungkin terkotak kotak oleh dua suku besar panser dan snex. ketika selama ini suporter semarang khususnya terkotak - kotak menjadi dua kelompok tadi. dan PCSC berusaha melepskan diri dari itu semua. dengan motto Podho Semarange Isih Sedulur mereka mendukung PSIS lewat dunia cyber dengan tanpa membuat sebuah kelompok suporter atau bagian baru dari kelompok2 suporter yang ada.

Pada hari minggu, 2 april 2006, adalah moment yang sangat penting bagi PCSC. Karena pada hari dan tanggal itu adalah moment awal existensinya PCSC. Pada hari itu pula diadakan acara silaturahmi antar orang-orang PCSC baik disemarang ataupun diluar semarang (Djabotabek). Dalam acara silaturahmi yang pertama ini telah dimusyawarahkan tentang program-program PCSC.

PCSC Djabotabek
Pertemuan netter2 PSIS jabodetabek telah terlaksana pagi ini jam 10.00-12.00 wib, hari minggu tgl 2 april 2006 di Gelora Bung Karno Senayan. Pertemuan ini merupakan langkah awal untuk existensi PSIS Cyber Supporters Community, sebagai sebuah komunitas suporter, pendukung, fans serta pecinta PSIS, dimanapun berada.
Pertemuan awal ini akan ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan selanjutnya yang mudah2an akan semakin matang dalam acara gatheringnya, dan tentunya akan sebakin banyak jumlah rekan2 pecinta PSIS yang hadir.

inti dari pertemuan awal yang telah disepakati bersama sementara ini adalah :
1. bahwa komunitas PCSC adalah sebuah komunitas yang bersifat terbuka dan bebas bagi siapapun, terbuka bagi kelompok suporter manapun, tidak melihat dari segi strata apapun. Yang terpenting adalah sama2 satu tujuan untuk mendukung total PSIS.
2. Komunitas PCSC akan menunjukkan dukungan sepenuhnya buat PSIS lewat dunia cyber/maya maupun dalam bentuk nyata nantinya.
3. Struktur organisasi akan dibentuk kemudian sekalian menunggu partisipasi sebanyak2nya netter mania PSIS maupun fans lainnya diluar netter.
4. Akan adanya pertemuan rutin PSCS yang akan diselenggarakan kemungkinan tiap 2 minggu atau 1 bulan.
5. Tempat pertemuan yang akan dilangsungkan bergantian, dengan kemungkinan tempat2 wisata jabodetabek. jadi gathering sekalian wisata santai.
6. Selain pembuatan kemeja PSCS yang pasti terlaksana, ke depannya juga akan dibuat pernik2 PSCS lainnya seperti spanduk, pin, id card, slayer, bendera dan lainnya sebagai media pengenalan dan identitas PSCS.
7. Semua program dan detail PSCS akan dibicarakan dalam pertemuan2 selanjutnya.
8. Menyikapi pertemuan antar netter Joglosemar di semarang pada laga bintang, kami PSCS jabodetabek sepenuhnya memberikan dukungan buat rekan2 netter mania PSIS di semarang.

Langkah kami di jabodetabek selanjutnya juga akan melakukan kunjungan ke semarang untuk bertatap muka dengan rekan2 netter semarang, untuk kemudian bersilaturahmi ke semua komponen pendukung PSIS seperti PSIS-FC.com, markas besar Panser Biru, markas besar Snex dan kalo memungkinkan bertemu dengan jajaran pengurus PSIS.


ada banyak keinginan yang terpendam dibenak penulis.... menyambung yang sudah pcsc dengung - dengungkan... mewujudkan joglosemar bersatu di wilayah jabodetabek... ini bukan wacana tapi ini usaha... kitatentu ingat beberapa tahun yang lalu ketika solo dan semarang seperti anjing dengan kucing. dan sampe sekarang jogja Vs solo masih demikian juga. berkali kali saya berusaha sedikit melobi dendengkot2 kelompok mereka di ibukota ini. bahkan terakhir pas demo di senayan senin kemarin aku sempat berbincang - bincang dengan ketua PSS jabodetabek. mas Sri QQ. lalu kenapa tidak ulang tahun ini dijadikan moment untuk bersatunya Joglo semar. kalaupun ada niatan demikian. kalaupun tidak kapan2 kita berkumpul dimana sekalian mendemo PSSI (asu). bagaimana rekan......

Thursday, March 27, 2008

Sepakbola Indonesia : Hanya Untuk Bisnis dan Bukan Untuk Prestasi Atau Kebanggaan Nasional !

Oleh : Bambang Haryanto
Email : humorliner (at) yahoo.com

Moral Sepak Bola ! Novelis, dramawan dan esais Perancis Albert Camus (1913–1960) pernah berujar bahwa sepanjang keyakinannya mengenai moralitas dan tanggung jawab ia merasa berhutang dari sepak bola. Umpama dirinya sekarang (foto) masih hidup dan melihat drama yang terjadi di organisasi sepak bola Indonesia, PSSI, mungkin ia akan mati mendadak karena memendam frustrasi berat.


Kita lihat, ketua umumnya Nurdin Halid harus masuk penjara tersangkut perkara korupsi. Kemudian badan tertinggi sepak bola dunia FIFA memerintahkan dilakukan pemilihan ulang ketua umum. Tetapi kalangan petinggi PSSI itu ramai-ramai ingkar demi mempertahankan kursi ketua umumnya itu. Kalau sudah begini, dimana moral dan tanggung jawab dari roh sepak bola itu di mata mereka ?

Dalam kemelut yang menyedihkan dari wajah sepak bola kita, di mana pula suara suporter sepak bola Indonesia ? Di antara ratusan ribu atau bahkan jutaan penggila bola di tanah air itu apa benar-benar tidak ada sosok yang cerdas, punya nurani, punya moral dan juga aksi yang bertanggung jawab untuk ikut menyelamatkan sepak bola Indonesia ?

Jock Stein pernah bilang, sepak bola itu omong kosong apabila tanpa suporter. Maka sepak bola Indonesia juga hanya omong kosong apabila para suporter kita untuk sementara ini, di tengah melambungnya sikap arogansi petinggi PSSI yang melecehkan moral dan tanggung jawab itu, memutuskan sepakat untuk libur sementara waktu dalam menonton semua pertandingan sepak bola Indonesia !


Itulah surat pembaca saya yang dimuat di Harian Kompas Jawa Tengah, 8/11/2007. Kemudian kita dapat bercermin dari berita di Kompas (5/12/2007 : hal. 30) berjudul “Penonton Tinggalkan Liga Djarum.” Dikisahkan bahwa pertandingan Liga Djarum Indonesia (LDI) di sejumlah kota di Sulawesi Utara yang diikuti 3 tim , Persma Manado, Persmin Minahasa dan Persibom Bolaang Mongondow, mulai ditinggalkan penonton. Jumlah penonton pada beberapa pertandingan di 3 kota tersebut rata-rata di bawah 5 ribu orang.

Alasan utama minimnya penonton hadir di stadion adalah kebijakan ekstrem PSSI yang meniadakan sistem degradasi dan promosi bagi klub peserta LDI tahun ini. Panitia LDI di Manado, Jantje Supit dan Kudji Moha, pengurus Persibom di Manado (4/12/2007), mengatakan bahwa penurunan minat penonton karena iklim LDI, terutama di klub penghuni papan tengah dan bawah, yang tidak lagi kompetitif.


Pantas Menuju Kematian. Sepakbola Indonesia yang mulai ditinggalkan penonton senyatanya adalah sepakbola penuh rekayasa. Peraturan begitu mudah berganti-ganti, tetapi pada ujungnya hanyalah jeblognya prestasi demi prestasi timnas kita di pertandingan internasional. Penghamburan uang negara dengan mengirim mereka berlatih ke luar negeri, misalnya ke Belanda sampai Argentina, tidak lain hanyalah tipuan kehumasan untuk memoles citra. Trik semacam ini sudah berlangsung sejak jaman Primavera di era 1980-an dan semuanya berbuah kegagalan.

Semua kepahitan tentang kegagalan itu sudah berlangsung bertahun-tahun. Kita tidak pernah serius mengoreksi, karena kita cenderung lebih suka melupakannya. Kita memang bangsa yang mudah lupa, sehingga akhirnya semua yang terjadi kita anggap sebagai suatu kewajaran yang biasa terjadi. Walau pun terjadi berulang sekali pun. Sungguh malang bangsa yang mudah pelupa ini.

Di luar urusan sepakbola, sebagai contoh, kebanyakan kita saat ini mungkin sudah benar-benar melupakan peristiwa terbunuhnya wartawan Yogya Udin. Juga meninggalnya pejuang buruh Marsinah, hilangnya penyair Wiji Thukul, tak ingat lagi peristiwa Semanggi I dan II, dan mungkin sebentar lagi terbunuhnya pejuang hak-hak asasi manusia Munir sudah pula kabur serta sirna dari ingatan kita. Memang, kebanyakan kita mudah terperangkap oleh dunia kecil kita sendiri. Kita pun cenderung cuek, tidak ambil peduli untuk mempertahankan ingatan terhadap hal-hal yang tidak secara langsung terkait dengan hidup kita.


Kembali ke masalah lapangan hijau, dapatkah kita ingat data secara akurat, misalnya berapa kali timnas kita melakukan pertandingan resmi, dan bagaimana data prestasinya sepanjang usianya 77 tahun kini ? Benarkah Kurniawan Dwi Yulianto telah mengemas 33 gol untuk timnas, dan sekaligus juga merupakan gol yang terbanyak ? Kemudian, berapa kali Ronny Pattinasarani, Bambang Nurdiansyah, Bambang Pamungkas atau Ponaryo Astaman, membela tim nasional kita ? Berapa gol yang sudah mereka ciptakan untuk timnas dan selama kariernya sebagai pemain profesional ?

Sebagai penyegar ingatan : timnas kita memiliki rekor memasukkan gol terbanyak dalam pertandingan di Jakarta, 23 Desember 2002. Saat itu kita bertanding melawan Filipina. Skor : 13-0. Sementara itu pada tanggal 3 September 1974, di Copenhagen, Denmark, timnas kita meraih rekor terjelek dalam kemasukan gol. Saat itu kita dicukur Denmark : 9-0 !

Data berikut ini barangkali juga sudah kita lupakan. Timnas U-23 kita, walau sempat berlatih 4 bulan untuk menghabiskan biaya 28 milyar rupiah di Belanda, tersingkir ketika mengikuti kualifikasi Asian Games di Dhoha 2006. Saat mereka dilumat 0-6 oleh Iran, asisten pelatih Bambang Nurdiansyah seperti dikutip wartawan Kompas Syamsul Hadi yang ditanyai BBC (20/11/2006), mengatakan bahwa Ferry Rotinsulu dan kawan-kawan bermain dengan “gaya sepakbola Melayu, bukan sepakbola Eropa.” Konkritnya : saat itu mereka mendapatkan hukuman dua kartu merah dan enam kartu kuning. Selanjutnya digebuk Suriah 1-4 dan ditahan 1-1 oleh Singapura.

Timnas senior kita, Ponaryo Astaman dkk, di babak kualifikasi Piala Dunia 2010 dipermalukan oleh Suriah dengan skor 1-4 di Senayan. Lalu muncul ide gila PSSI, saat bertanding di Damascus dikirimkan tim U-23 yang akhirnya diremuk 7-0 lagi oleh Suriah. Terhentinya tim U-23 tersebut di ajang SEA Games XXIV/2007, sehingga gagal masuk semi final karena kalah dari Thailand 1-2, merupakan bukti nyata yang terakhir mengenai kemandegan prestasi sepakbola kita. Semua fakta di atas mudah kita lupakan. Sekaligus tidak pernah menjadi bahan pelajaran bagi para petinggi sepak bola kita untuk berbenah diri !


PSSI Nurdin Halid, Inc. ! Keledai itu pun masuk lubang lagi, bahkan lubang yang sama. Awal Desember 2007 terbetik kabar buruk bahwa klub Indonesia kehilangan peluang (lagi) untuk berlaga di ajang Champions Asia. Masih ingat peristiwa yang sama, tahun 2006 lalu ? Ketika itu PSSI dan Badan Liga Indonesia (BLI) tidak becus mengelola pekerjaan administratif, urusan surat-menyurat. Akibatnya pun fatal. Indonesia mendapat sanksi tanpa kompromi dari Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) yang membuat tim Persipura (Jayapura) dan Arema (Malang) gagal berlaga di ajang kompetisi Liga Champions Asia 2006.

Adakah kejadian beruntun yang memalukan itu patut disesali, apa pun penyebabnya, oleh para petinggi PSSI kita ? Kiranya tidak. Karena mereka pun sadar dan tahu bahwa pengiriman tim apa pun ke luar negeri hasilnya dapat dipastikan : jeblog. Sehingga dalam menyikapi konsekuensi pahit itu PSSI telah mengambil “solusi” penyelamatan dirinya secara dini : lebih baik dihujat publik karena alasan ketidakberesan administrasi daripada menelan fakta nyata dan pahit tentang kegagalan tim-tim kita di ajang Champions Asia dan ajang internasional lainnya.

PSSI alergi untuk pertandingan internasional. PSSI pimpinan Nurdin Halid lebih bergairah mengutak-utik sepak bola domestik, karena di sanalah uang besar itu berada. Terkait hal satu ini saya ingat lelucon Yahudi tentang seseorang penjudi yang selalu menang dalam berjudi kartu, tetapi selalu kalah dalam taruhan pacuan kuda. Mengapa selalu kalah dalam judi pacuan kuda ? Karena kuda-kuda pacuan itu tidak bisa dikocoknya !

Nurdin Halid dan rejimnya jelas tidak mampu “mengocok” hasil-hasil pertandingan tim kita di ajang internasional. Tetapi untuk sepak bola domestik, ia mampu melakukannya. Ia pernah bilang dengan bangga bahwa kompetisi di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, baik dalam jumlah klub mau pun luas wilayahnya. Itulah proklamasi pengesahan betapa Nurdin cenderung memilih menjadi katak dalam tempurung. Atau burung dalam sangkar yang berpikiran bahwa cat biru atap sangkarnya sebagai langit jagat rayanya. Itulah dunia nyata Nurdin Halid kini. Itulah pula dunia bisnisnya, PSSI Nurdin Halic Inc., yang dipertahankan sekuatnya dengan setia bersama kroni pendukungnya.

Apa saja aksi-aksi bisnisnya yang menonjol ? Eksekusi bisnis PSSI Nurdin Halid Inc. yang mencolok adalah melakukan pemekaran jumlah klub yang berlaga di Liga Indonesia. Yang semula 28 klub menjadi 36 klub. Bahkan untuk masa akhir masa kompetisi 2007 nanti, sambil tidak memikirkan hancurnya spirit kompetisi, Badan Liga Indonesia (BLI) telah memutuskan untuk meniadakan degradasi. Mengapa keputusan ini ia tempuh ?

Sepak bola adalah bisnis kerumunan. Semakin banyak kerumunan memenuhi stadion, semakin menguntungkan bisnis itu. Semakin banyak kota menggelar pertandingan sepak bola semakin baik bagi bisnis tontonannya. Karena uang PSSI keruk bukan semata dari hasil penjualan tiket pertandingannya, tetapi yang utama adalah bisnis periklanan yang menyertainya.

Eyeballs business.

Itulah makanya sekarang sepak bola Indonesia gencar disiarkan oleh televisi. Sekadar catatan, fihak televisi swasta yang memenangkan hak siar Liga Indonesia adalah ANTV, yang tidak lain merupakan salah satu bisnis keluarga Nirwan Bakrie, salah satu petinggi PSSI. Banyak kalangan berpendapat, selama ini pula PSSI yang memonopoli pemasukan dari sponsor, yang mencapai angka milyaran rupiah. Sementara klub-klub yang bertanding hanya memperoleh cipratan duit-duit recehan belaka.

Geriap nafsu yang kini subur berkembang di seputar kantor PSSI di Senayan adalah, mari kita berpesta, dengan cara Anda sendiri-sendiri, guna mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dari sepak bola Indonesia. Pucuk pimpinan, para eksekutif, pelatih, bahkan wartawan peliput dan pentolan suporter, semuanya berusaha menemukan kapling terbaik bagi mereka untuk memperoleh keuntungan. Kalau cara kapitalisme ini dilaksanakan dengan jujur, terbuka dan transparan, tidak ada masalah. Tetapi apakah hal itu sudah berjalan di tubuh PSSI kita ?


Sepak Bola dan Politik. PSSI juga ibarat lintah raksasa ganas yang menghisap habis dana-dana daerah. Anda sudah maklum, dari mana klub-klub peserta Liga Indonesia memperoleh dana untuk hidup selama ini ? Sebagian besar menyusu kepada APBD. Kebijakan semacam inilah yang menelorkan “sepak bola plat merah” dengan segala komplikasinya. Banyak kepala daerah tampil sebagai ketua umum, sementara anak atau pun menantu, menjadi manajernya.

Dampaknya, banyak sekali klub-klub Liga Indonesia dijadikan objek bisnis, tentu saja bermotifkan uang, pengaruh mau pun kepentingan politik birokrat daerah setempat. Semua itu adalah wajar bila berada dalam koridor transparansi dan fair play. Tetapi karena penyakit pengaturan skor dan bahkan mungkin pengaturan juara merupakan rahasia umum di Indonesia, maka kembali kita saksikan betapa sepak bola Indonesia dicabik-cabik roh dan badannya, kini dari kubu lain, yaitu justru oleh pengurus klub itu sendiri !

Penyimpangan lain dalam industri sepak bola Indonesia yang juga menyakitkan, begitu tegas Sumaryoto, mantan Pengda PSSI Jawa Tengah dan salah satu penggagas Liga Indonesia, bahwa kita justru membina para pemain asing. Dalam satu pertandingan setiap klub boleh memainkan lima pemain asing. Artinya, hanya enam pemain lokal yang berkesempatan menunjukkan prestasinya. Secara tidak langsung, kita telah menggunakan sebagian dari dana APBD tersebut untuk membina pemain asing, tandasnya.

Kini, terkait ulah klub-klub yang selama ini hanya mampu menyusu APBD, mesin uang Liga Indonesia dari bisnis sepak bolanya PSSI Nurdin Halid Inc. mendapatkan guncangan keras. Yaitu akibat adanya larangan penggunaan dana APBD untuk klub/tim sepak bola mulai tahun 2008. Kemana kira-kira PSSI akan berpaling untuk mempertahankan bisnisnya yang lukratif itu ?


Saudagar Kematian Serbu Indonesia ! Menurut hemat saya, PSSI akan berusaha mati-matian mengeruk kocek secara lebih dalam lagi para sponsor, yaitu perusahaan-perusahaan rokok di Indonesia. Mungkin tidak hanya perusahaan rokok domestik, melainkan juga beberapa perusahaan rokok raksasa (ingat, Djie Sam Soe sekarang ini sudah dimiliki perusahaan rokok Phillip Morris, penghasil Marlboro, dari Amerika Serikat !) dari manca negara lainnya.

PSSI mungkin merasa memiliki kartu As, karena penduduk Indonesia didominasi usia muda, rata-rata menyukai sepak bola, sehingga merupakan potensi untuk dijual sebagai sasaran iklan rokok yang sangat menggiurkan melalui sepak bola. Peluang itu terbuka. Banyak pendukungnya.

Sekadar contoh, simak di kalangan pelatih klub yang sering muncul di televisi dengan aksi merokoknya. Misalnya, Arcan Yuri, Bambang Nurdiansyah, Bonggo Pribadi sampai Suimin Diarja. Iswadi Idris, tokoh PSSI, adalah perokok setia. Sementara Sutan Harhara adalah komentator di televisi yang suka mengglamorisasikan aksinya sebagai chain smoker ketika mengikuti tim yang ia latih sedang berlaga.

Tambahan ilustrasi : beberapa tahun lalu saya sempat menguping obrolan awak bus yang dicarter klub peserta Liga Indonesia untuk tur ke kota-kota tempat mereka bertanding. Awak itu bercerita, busnya yang berpendingin itu terus dipenuhi asap rokok. Sementara pesawat televisinya diminta para penumpang untuk hanya menayangkan video porno dan rombongan tersebut sering berhenti di restoran untuk makan-makan.

Cerita-cerita biru semacam ini tidaklah pernah muncul di media massa mainstream olahraga kita. Tetapi saya yakin, suatu saat bila jurnalisme warga (citizen journalism) merambah dunia sepak bola dan suporternya, hal-hal negatif dan bobrok-bobrok di belakang layar panggung Liga Indonesia itu akan terbongkar dengan sendirinya.

Kembali ke masalah dominannya produk rokok sebagai sponsor sepak bola Indonesia, hal itu tidak bisa dilepaskan dari konstelasi global mengenai perang bisnis rokok yang mengimbas deras ke negara kita dewasa ini. Saya tulis drama mengerikan itu di kolom surat pembaca Kompas Jawa Tengah (28/10/2004), di bawah ini. Kalau Anda bersedia, pikirkanlah konsekuensi yang bakal disandang oleh bangsa Indonesia di masa depan.

Wartawan William Ecenbarger dalam artikel berjudul America’s New Merchants of Death, Saudagar-Saudagar Kematian Baru dari Amerika Serikat (Reader’s Digest, 4/1993 : 17-24) menyebutkan, raksasa industri rokok Amerika sebagai saudagar-saudagar kematian baru semakin agresif memindahkan pasarnya ke luar negeri. Karena sebagai negara maju dengan penduduknya berpendidikan, berkesadaran tinggi menjaga kesehatan, membuat konsumsi rokok semakin menurun. Apalagi perangkat hukumnya ketat dan tegas.

Sasaran perpindahannya justru negara miskin dan berkembang. Indonesia dengan penduduk ratusan juta, jelas merupakan pasar sangat menggiurkan. Sadisnya lagi, anak-anak dan kaum muda yang menjadi sasaran bidik utama mereka. Mengapa anak-anak ?

Ketika perokok tua berhenti merokok atau meninggal, masa depan industri rokok bergantung kepada keberhasilan perekrutan konsumen baru mereka, yaitu anak-anak dan kaum muda. Terlebih lagi dari hasil kajian didapat data bahwa seseorang mulai merokok rata-rata pada umur 12 – 16 tahun. Mereka yang tidak merokok ketika berumur 18 tahun akan tidak kecanduan merokok.

Ketika serbuan rokok Amerika mengganas di Indonesia, reaksi apa yang dilakukan industri rokok Indonesia ? Melawan. Terjadilah perang sengit antarsaudagar kematian dan anak-anak muda kita yang jadi korban. Apalagi bom-bom nikotin itu mereka poles sebagai citra gaya hidup muda, gaul, gaya, funky, masa kini.

Sampai-sampai mahasiswa dan dosen dua perguruan tinggi negeri, UNS di Solo dan Undip di Semarang Jawa Tengah (Kompas Jawa Tengah, 17/9/2004), mau termehek-mehek dan terbius sihir promosi rokok berselubung seminar pendidikan akibat julignya kreator iklan mengemas produk yang berbahaya untuk dikonsumsi anak-anak muda kita.

Perang antarsaudagar kematian di atas mirip fenomena perang melawan teroris di negeri kita, pasca 11 September 2001. Saat itu Amerika Serikat bangkit, bergegas menata diri memerangi terorisme. Peraturan imigrasi yang ketat sampai kewaspadaan tinggi, mampu mempersempit ancaman teroris. Akibatnya, teroris memindahkan teaternya melawan AS dan sekutunya di negara-negara luar AS. Termasuk ke Indonesia, di mana teror bom di Bali, Hotel Mariott Jakarta dan di depan Kedubes Australia adalah contoh aktualnya.

Sebagaimana contoh terorisme di atas, perang perebutan pasar rokok merembet ke negara kita. Indonesia karena perangkat hukum relatif lemah dalam regulasi rokok, bahkan presiden perempuan kita enggan menandatangani FCTC, menjadikan negeri ini ideal dijadikan arena perang antarpara penjaja bom-bom nikotin itu.

Korbannya ? Menteri Kesehatan AS Richard Carmona mengutip isi Laporan Pemerintah AS No. 28 (Deutsche Presse-Agentur, 27/5/2004) menyatakan bahwa merokok mengakibatkan penyakit untuk semua organ tubuh, pada semua tingkatan usia, di seluruh dunia. Tercatat 440.000 warga AS meninggal tiap tahun akibat penyakit yang terkait dengan merokok dan menghamburkan biaya 157 milyar dollar per tahun, di mana 75 milyar untuk pengobatan dan 82 milyar dollar untuk produktivitas kerja yang hilang.

Itu di Amerika Serikat, sebuah negeri kaya yang penduduknya kebanyakan berpendidikan dan memiliki kesadaran kesehatan yang tinggi. Bagaimana jumlah korban dan kerugian akibat bom-bom nikotin di Indonesia ?
Siapa saja mereka ?


Rusuh Tanda Kehidupan ! Mereka para korban perang teror nikotin itu, tentu saja, termasuk para suporter sepak bola Indonesia. Bisa jadi juga Anda, anggota Aremania, Bonekmania, Brajamusti, Kampak, Laskar Benteng Viola, Panser Biru, Pasoepati, Slemania atau pun Viking. Siapa tahu ?

Tetapi kalau Anda memeriksa agak teliti profil perokok di sekitar Anda, maaf bila saya banyak salah, apakah yang bakal Anda temukan adalah mereka dengan ciri-ciri seperti berikut ini ? Dirinya berpendidikan rendah dan juga berpenghasilan rendah. Sekadar info penguat : harian Jawa Pos Radar Yogya melalui BBC (14/12/2007) melaporkan bahwa dua pertiga dari 19 juta penduduk miskin Indonesia adalah perokok. Bayangkan kemudian : untuk kebiasaan buruk yang mencandu itu pada sepanjang tahun 2006 mereka telah rela menghabiskan uangnya untuk membeli rokok sebesar 23 trilyun rupiah !

Sinergi antara industri rokok dan dunia sepak bola Indonesia, dengan demikian, mampu memunculkan konsklusi secara hipotetis betapa industri sepak bola Indonesia dapat hidup tetapi harus ada yang menjadi tumbal atau korban. Yaitu rakyat Indonesia yang berpendidikan rendah dan berpenghasilan rendah. Saya ingat cerita sobat Aremania saya, Ponidi Thembel dan Heru. Keduanya bilang, bila menjelang pertandingan besar tim Arema, maka tempat di sekitarnya banyak orang yang kehilangan sandal, pakaian, sampai ayam dan burung peliharaan.

Api yang membara di dada sehingga mendorong seseorang suporter berani melakukan tindak kriminal agar mampu membeli tiket pertandingan tim kebanggaannya, itulah benteng terakhir hidup dan matinya sepak bola Indonesia. Ketika prestasi tim nasional hanya jeblog dan jeblog belaka, maka kebanggaan kedaerahanlah yang dikobar-kobarkan oleh insan-insan sepak bola kita.

Fanatisme sempit bahwa tim dari daerah lain dan juga suporternya merupakan lawan yang harus dihancurkan, merupakan api yang ibarat terpercik bensin ketika suporter tim-tim yang berseteru itu saling berhadapan. Dengarkan nyanyian mereka di stadion-stadion, maka ungkapan “bantai” sampai “dibunuh saja” menjadi lirik yang lajim dalam lagu-lagu perang mereka. Sehingga bila Hugh McDiarmid bilang bahwa fanatisme sepak bola dan intelektualitas tinggi jarang mampu berjalan bersama, begitu pula yang terjadi di lanskap dunia suporter sepak bola Indonesia.

Langkanya kalangan suporter sepak bola Indonesia yang memiliki intelektualitas tinggi, sebagai contoh, membuat cita-cita pembentukan organisasi payung suporter bernama Asosiasi Suporter Sepak Bola Indonesia (ASSI) yang independen seperti The National Federation of Football Supporters' Clubs di Inggris (1927), belum berhasil. Ada upaya untuk membentuk itu, tetapi untuk pertemuan saja yang membiayai adalah Badan Liga Indonesia (BLI) dan sponsor PT HM Sampoerna, maka independensinya jelas sangat diragukan bila pun ASSI nanti jadi didirikan.

Sementara itu di lapangan, teriakan perang bantai dan bunuh atas nama semangat kedaerahan, itulah bensin yang mampu menggulirkan bola dari satu pertandingan ke pertandingan berikutnya. Inilah potret nyata kita, energi sepak bola Indonesia adalah semangat primordialisme. Semangat kedaerahan yang sempit, yang mampu mengancam pecah belahnya Indonesia !

Semua itu sunggguh bertolak belakang dengan semangat ketika Ir. Soeratin Soesrosoegondo (17/12/1898 – 1959) dan kawan-kawan pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta berbulat tekad mendirikan PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia). Istilah sepakraga diganti sepak bola dalam Kongres PSSI di Solo tahun 1950. Dalam pertemuan itu seperti diwartakan oleh harian Sediotomo (22/4/1930) ikut disimpulkan bahwa sepak bola “dipandang djoega kekoeatan akan tjapai kemadjoean bangsa.” Organisasi ini boleh dikatakan sebagai wujud Sumpah Pemuda 1928. Nasionalisme coba dikembangkan melalui olahraga sepak bola.

Demikianlah, sepak bola diimpikan para pendiri PSSI sebagai kekuatan untuk mencapai kemajuan bangsa. Tolok ukurnya dalam melihat kemajuan itu tidak lain adalah dengan bertanding melawan tim-tim bangsa lain di ajang internasional. Sayangnya, kasus mutakhir yang mencoreng kinerja PSSI-nya Nurdin Halid, untuk kedua kalinya, adalah masalah gagalnya peluang tim kita melawan tim dari luar negeri. PSSI yang justru menggagalkan peluang klub kita untuk terjun di ajang Champions Asia 2008. Bukti ini jelas merupakan pengingkaran pengurus PSSI masa kini atas cita-cita mulia para pendiri PSSI sendiri !

Semua kesalahan atau pun blunder demi blunder PSSI masa kini, mungkin semuanya berasal dari masalah moral. Sepak bola yang oleh Albert Camus dilihat begitu mulia, dalam segi pembinan moral dan tanggung jawab, kini di Indonesia hanyalah parade sandiwara menyedihkan yang penuh reka yasa. Baiklah, Nurdin Halid dan kawan-kawan itu boleh saja tidak mengenal Albert Camus. Tetapi bukankah mereka mengenal Sepp Blatter, petinggi FIFA ?

Mungkin ia akan menjawab : “Kenal, sih kenal. Tetapi karena sepak bola Indonesia kini aku putuskan untuk hanya berorientasi ke dalam, inward looking, demi interes bisnis saya dan kawan-kawan, maka masa bodoh dengan Sepp Blatter, FIFA atau pun segala keputusannya tentang kepemimpinan saya.”

Bangsa Indonesia, bersiaplah.

Nurdin Halid dan kawan-kawan nampaknya akan nekad menggaet serta sepak bola Indonesia untuk terjun bebas, menuju jurang kehancuran bersama dirinya. Mungkin kehancuran inilah yang justru kita tunggu, sehingga muncul kemungkinan lahirnya generasi baru pengelola dunia persepakbolaan Indonesia yang lebih baik. Apa yang bisa Anda kerjakan, wahai, para suporter sepak bola Indonesia ?




Foto - foto demo PSSI












Wednesday, March 26, 2008

Nurdin is not Al Capone-PSSI is not Alcatraz.




Mendung sempet menggelayut ketika kita berkumpul di patung kuda indonesia. kami sedang menunggu nawak nawak aremania dari stasiun senen. Aremania tidak sendiri. Mereka disokong oleh kelompok suporter Jakmania (Persija Jakarta), Pasopati (Persis Solo), Slemania (PSS Sleman), Laskar Benteng Viola (Persita Tangerang), dan Singamania (Sriwijaya FC Palembang).

kita semua mendesak revolusi di tubuh PSSI. Aspirasi tersebut mereka suarakan lewat aksi yang dimulai di Patung Kuda dan kawasan Tugu Monas, kemudian mereka berorasi di Kantor Menpora. Terakhir, mereka berdemonstrasi di Kantor PSSI.

Ada tujuh poin penting yang mereka suarakan. Tujuh poin tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan prestasi sepak bola Indonesia. "Untuk menuju ke sana, tentu poin pertamalah yang harus ditegakkan. PSSI wajib melakukan pergantian Ketua Umum Nurdin Halid dan semua kroni-kroninya," tegas Yuli Sumpil, dirigen Aremania.

"Kenapa itu yang utama? Sebab, pangkal permasalahan carut-marutnya sepak bola Indonesia adalah kebobrokan kepengurusan PSSI," sambung Faisal Abdullah, komandan aksi yang juga korwil Aremania Kampus Putih.

Desakan tersebut sekaligus dilakukan untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia. Sebab, sepak bola Indonesia saat ini memang terancam. Jika PSSI tak segera merampungkan revisi pedoman dasar serta melakukan pemilihan pengurus ulang, PSSI akan dibekukan oleh FIFA.

Ancaman federasi sepak bola dunia itu bukan hal yang mengada-ada. Pasalnya, 6 Februari lalu, FIFA sudah memberi ketegasan kepada PSSI. Bahkan, ketegasan yang sama telah dikeluarkan oleh federasi sepak bola Asia (AFC).

"Kami tentu tidak ingin melihat sepak bola Indonesia terkena azab Untuk itulah, kami datang ke Jakarta untuk mengetuk hati nurani mereka. Kami tidak benci PSSI. Tapi, ini bukti cinta kami kepada PSSI," ujar Yuli.

Bagaimana sikap PSSI? Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Nugraha Besoes yang menemui demonstran berjanji akan menindaklanjuti aspirasi mereka. Di hadapan Aremania dan kelompok suporter lainnya, Nugraha mengatakan akan membawa tuntutan mereka ke rapat Executive Committee (Exco/komite eksekutif) PSSI.

Nugraha berjanji akan menyampaikannya ke anggota PSSI, yakni Pengda dan klub. "PSSI sudah dan akan terus melakukan pembenahan. Kami akan terus mereformasi diri sesuai dengan keinginan FIFA dan AFC. Tapi, kami butuh waktu untuk itu semua," katanya.

Nugraha menjelaskan, PSSI saat ini terus menyempurnakan revisi pedoman dasar. Dia menambahkan, jika proses itu telah rampung, PSSI berjanji segera menjalankan semua yang tertuang di pedoman dasar, tak terkecuali pemilihan ulang pengurus.

"Tapi, kami berharap agar ini bukan sekadar janji. Ingat ini, langkah kami saat ini adalah langkah awal. Jika PSSI tidak secepatnya berbenah, kami akan melakukan gerakan yang lebih besar lagi," seru Faisal

ya benar sam faizal. ini hanya api pematik yang kita coba gilirkan. semoga suporter di tingkat pengda bisa menangkap fenomena ini dan menjadikan ini sebuah bola salju. kroni - kroni PSSI sudah terlalu menggurita bahkan kata sam heri ketika kita sedang konsolidasi di bulungan " kroni nurdin itu ibarat telkomsel. menjangkau hingga tingkat kecamatan. yah memang benar. gerakan ini hanya sebuah wujud pematik untuk menciptakan api yang lebih besar. selama ini wacana revolusi PSSI hanya di dengungkan di media saja. wacana terus menerus gak ada actions. dan ketika sam dalbo (rahmat) dari liga indonesia memberitahukan ini maka aku terima dengan antusias. sekarang bagaimana kerja kelompok suporter kemarin tidak sia - sia. harus ada gerakan yang lebih besar dan terkoordinasi lagi... setidaknya kita di daerah. presure di daerah adalah yang lebih utama. karena kemarin tersirat NugrohoNggak becus mengatakan PSSI gak bisa berbuat apa apa. semua terserah exco. dan pengda. jadi setiap daerah harus bergerak. bagaimana rekan rekan di daerah..........

kita datang ke jakarta berteriak ....revolusi
kita datang ke jakarta berteriak ....revolusi
revolusi revolusi revolusi PSSI
agar maju sepak bola negeri ini

sebuah lagu sam arif

adapun 7 tuntutan itu adalah
1. Pergantian ketua umum dang penggurus PSSI yang bersih dari kepentingan bisnis dan
politik.
2. peningkatan kinerja wasit baik kualitas mupun moral
3. format sistem kompetisi yang terprogram dan konsisten
4. standarisasi pemain asing baik kualitas teknik maupun mental
5. peningkatan profesionalisme panpel
6. pembinaan suporter yang damai kreatif atraktif dia atas landasan sportifitas
7. sistem pembinaan klub yang terencana dan konsisten

Monday, March 24, 2008

PEMBERONTAK BERSENJATA BLOG


Pemberontak Bersenjatakan Blog.
Senjata kaum pemberontak masa kini, yang terhebat, tidak lain adalah blog. “Baiklah. Anda boleh terus mengeluh tentang blog. Namun, yang pasti, Anda tak mungkin tak mengacuhkan fenomena ini. Sejak Internet diciptakan, blog lah mahluk yang tingkat penyebarannya tercepat di dunia informasi,” tutur Stephen Baker dan Heather Green dalam Business Week

Suporter sepakbola Indonesia harus menggunakan blog untuk bersuara. Mengubah bisik-bisik olektronik mereka menjadi bengokan yang membahana. Apalagi ketika pelbagai media mainstream yang cocoknya pantas disebut sebagai lame stream media, media yang lamban, semakin tidak bergigi menyuarakan ide-ide perbaikan bagi dunia olah raga, khususnya sepakbola Indonesia maka jaringan blogger yang sekaligus suporter merupakan alternatif masa kini untuk menyuarakan opini guna aktif mengubah keadaan.

Sebuah petikan tulisan dari pak Bambang Haryanto. Menarik memang ide ini, tapi kita bisa lihat hanya sebagian tertentu suporter yang benar – benar bisa terjun di dunia cyber. Kalau sebelumnya saya penah menulis di blog ini tentang suporter masa kini http://entah1982.blogspot.com/2007/11/suporter-masa-kini.html kali ini juga mungkin hampir mirip tentang itu. Kalau pak Bambang menganggap blog adalah senjata bagi saya blog adalah matematika. Hanya segelintir orang teman saya yang sangat menyukainya. Misteri kematian pasoepati.co.id dan pasoepati.org adalah fakta nyata kalau memang fans persis solo adalah orang orang yang masih menomorduakan dunia maya. mereka yang tergabung dalam komunitas pasoepaticyber pun hanya segelintir orang yang rata – rata mahasiswa. loyalitas dan dedikasi mereka memang luar biasa untuk persis solo. Entah siapa yang perlu disalahkan. Berkali – kali aku berkomunikasi dengan pasoepaticyber (adhi) soal penghidupan kembali pasoepati.org. tapisampe sekarang proposal yang ia sodorkan baik kepada persis, DPP bahkan sposnsor pun belum cair juga. Dan beberapa hari yang lalu ada mas nacha (nacha_41@yahoo.com) meng-sms aku yang intinya minta tolong buat pembangunan pasoepati.net.. alhamdulillah dalam hati terucap. Setidaknya ada orang solo yang mau berkorban buat beli domain sendiri. Langsung aja aku bilang iya tanpa memikirkan konsep apa yang bagus buat website nya. Semoga pasoepati.net tidak seperti kakak – kakaknya terdahulu.

Ongisnade.net fenomena apa?
Sebelum saya menulis ini saya sempat chat dengan sam zoel. Punggawa ongisnade.net situs yang menurut ku punya track record yang bagus. Bayang kan 1 hari bisa dikunjungi minimal 500 bahkan kalau hari kerja bisa sampai 1500. busyett deeehh. Bandingkan dengan situs situs besar lainnya, jakmania.org, vikingpersib.net, bonek.org bahkan situs arema yang resmi pun mungkin bakal dibalap popularitasnya oleh ongisnade.net (buat semangat sam zoel). Tak diragukan lagi loyalitas aremania terhadap arema. Dan bahkan terhadap site yang berhubungan dengan arema. Maka wajar kalau ucup memfilmkan yuli soempil sang dirigen arema. Selain itu tampilan ongisnade.net yang eye catching.

Website sebagai media komunikasi yang mendunia.
Tak diragukan lagi kalau saat ini media internet adalah media komunikasi paling ampuh selain handphone dan surat. Bahkan untuk sebuah jaringan teroris sekelas JI pun menggunakan media ini. Sebuah pesan di shout mix www.pasoepati.co.cc tertulis kalau ada seseorang di tempat nun jauh disana (jepang) meminta kiriman lagu pasoepati kepadaku. Seseorang yang akhirnya diketahui bernama hendra (piero_star10@yahoo.com). Berterimkasih sekali ketika aku mengirmkannya lagu – lagu pasoepati. Alumni muhammadiyah 1 sukoharjo ini masih loyal kepada persis walaupun matahari terbit memiliki persepakbolaan yang lebih maju dari indonesia. Dan dia sangat berharap sekali ada web resmi dari DPP maupun klub.


Persis Solo Aktifkan Website mu

Ketika APBD merupakan minuman haram bagi tim tim kita saat ini. Diharapkan lewat media internet klub bisa lebih memiliki nilai jual untuk menarik para investor. Sepakbola adalah bidang populer di muka bumi ini. Penggemarnya bejibun. untuk kasus di Indonesia, saya belum pernah menyaksikan stadion kosong melompong seperti di Malaysia atau Thailand jika sedang ada pertandingan. Yang seperti ini, harusnya makanan empuk para pengiklan. Bahkan menurut sekelompok orang bisa membeli sebuah klub sepak bola dengan modal sebuah situs di internet. Adalah situs bernama MyFootballClub yang berhasil mengambil alih sebuah klub sepakbola Inggris. Sebanyak 20.000 anggota situs ini membayar 35 poundsterling per-orangnya dengan harapan, suatu saat bisa membeli klub sepakbola. Setelah 700.000 poundsterling berhasil terkumpul, mereka akhirnya sepakat membeli klub bola Ebbsfleet United.
kalau mereka bisa kenapa kita tidak...........

Saturday, March 22, 2008

UNDANGAN DEMO REVOLUSI PSSI


Sehubungan dengan Ancaman FIFA untuk membekukan persepakbolaan
Nasional dan carut marutnya kepengurusan PSSI, beredar wavana di
berbagai media, cetak dan elektronik maupun berbagai milis, website,
blog yang berkembang di kalangan para supporter, pecinta bola
Indonesia, termasuk dari Pengurus Klub maupun Pengda yang
menginginkan REVOLUSI PSSI untuk menyelamatkan persepakbolaan
Nasional, namun semuanya MENUNGGU dan menunggu.
Oleh karena itulah, memanfaatkan momen penting rencana pertemuan
Menpora dengan AFC tanggal 26 Maret 2008 di Malaysia, Insan Pecinta
Bola Indonesia yang dimotori oleh AREMANIA, JAKMANIA dan Kelompok
Suporter Lainnya akan melakukan DEMO REVOLUSI PSSI di Bundaran HI.
Seperti kita ketahui, bahwa Statuta FIFA tidak membolehkan Pemerintah
dalam hal ini Menpora untuk ikut campur menangani internal PSSI.
Namun demikian, masih ada cela agar Menpora bisa masuk menangani
carut marut persepakbolaan nasional, yaitu apabila AFC memberikan
WEWENANGNYA kepada Menpora.
Untuk tujuan itulah, sebelum tgl. 26 Maret tepatnya :

Hari : Selasa, 25 Maret 2008
Jam : 10.00 WIB

Komponen Bola Suporter, wartawan dan pecinta Bola Indonesia) akan
demo besar-besaran di Bundaran HI Jakarta untuk menyampaikan bukti
sekaligus membentuk Opini terhadap AFC dan FIFA, bahwa pecinta bola
Indonesia sudah Tidak Percaya Lagi kepada Kepengurusan PSSI dan
mengharapkan PEROMBAKAN TOTAL Kepengurusan PSSI.
Insya'allah misi suci ini akan menjadi pendorong bagi AFC untuk
melimpahkan wewenangnya kepada Menpora untuk SEGERA melakukan
MUNASLUB dan Mengganti Seluruh Kepengurusan PSSI yang sudah gagal
Total memperpuruk persepakbolaan Nasional ini dengan kepengurusan
baru yang lebih Profesional.

Untuk itulah, kami mengajak seluruh Pecinta Bola Indonesia untuk
mendukung gerakan ini dengan menggetuk-tularkan (menyampaikan)
informasi ini kepada teman2 Suporter lainnya agar ikut dalam MISI
SUCI REVOLUSI PSSI.

Kita Manfaatkan Momentum ini sebaik-baiknya

Kalau Tidak Sekarang kapan Lagi ?
Kalau Tidak Kita Yang Melakukan Siapa Lagi ?

Salam Satu Jiwa,

SURAT AREMANIA UNTUK MENEGPORA


Komunitas Suporter Aremania
Nomor :-
Lampiran : 3 Lembar
Perihal : Permohonan Dukungan Moril dan Materiil

Kepada
Yth. Bapak Menteri Negara Pemuda dan Olahraga ( Menegpora )

Salam Satu Jiwa Arema
Sehubungan dengan menurunnya kinerja PSSI dibawah kepemimpinan Nurdin Halid, baik dalam organisasi maupun putaran kompetisi dan prestasi tim nasional Indonesia yang antara lain ditandai dengan :

1. Tidak konsistennya keputusan PSSI/BLI dalam mengelola kompetisi perihal aturan promosi-degradasi

2. Sebagian besar wasit tidak mampu memimpin pertandingan diatas prinsip fair play karena keterbatasan kemampuan dan degradasi moral

3. Tidak adanya standar yang jelas tentang pemain asing baik kualitas teknik maupun mental dan,

4. Status Ketua Umum Nurdin halid sebagai terpidana telah mendapatkan peringatan keras dari FIFA sebagai organisasi tertinggi sepak bola internasional

Akibat dari hal-hal tersebut diatas yang telah mengantarkan sepakbola Indonesia pada kondisi yang memprihatinkan antara lain :
1. Terjadi kerusuhan suporter
2. Pemukulan pemain terhadap wasit dan perkelahian antar pemain
3. Prestasi tim nasional Indonesia yang semakin terdegradasi.

Maka sebagai tanggung jawab moral insan bola Indonesia, Aremania sebagai salah satu suporter mengusulkan agar segera dilakukan REFORMASI PSSI sebagaimana agenda reformasi dalam proposal.

Demikian usulan ini kami sampaikan untuk mendapatkan dukungan baik moril mapun meteriil demi perbaikan prestasi sepak bola Indonesia diwaktu akan datang.

Malang, 15 Maret 2008

ttd,
Komunitas Suporter Aremania

semangat aremania untuk memajukan persepakbolan indonesia di tandai dengan di tulisnya surat kepada menegpora, dan kami sangat mengharapkan dukungan dari temen2 pasoepati untuk bisa merapatkan barisan.

REVOLUSI PSSI....
SEKARANG ATAU TIDAK SAMA SEKALI...!!!

SALAM 1 JIWA

Friday, March 21, 2008

undangan MU indonesia ke rich cafe sekaligus nobar....


kita pasoepati jabodetabek dapat undangan dari MU indonesia di rich caffe.... ultah sekaligus nobar....
jam 18.00 kumpul di soni.. berangkat dari tempat soni....
JO NGISIN ISINI YO... WONG DESO MLEBU CAFE.. AKU RUNG TAHU NGAFE LHO.... WAKAKAKAKAKAKKA

Thursday, March 20, 2008

pasoepati jabodetabek lomba logo



bulan ini pasoepati jabodetabek akan mengadakan lomba logo..... ada yang tertarik mau ikutan (maaf infonya telat)

Tuesday, March 18, 2008

Pasoepati. Net (semoga tidak seperti pendahulunya......)


barusan tadi dapet sms dari mas nacha. isine meminta dukungan buat www.pasoepati.net seneng campur bangga, haru dan lain lain. teringat akan almarhum pasoepati.co.id dan pasoepati.org. keduanya mati karena kurangnya manajemen pengelolaannya.

blog aku ini mulai aktif menulis pasoepati juga baru tahun kemarin saja. berawal dari keinginan untuk mendapatkan berita dari solo yang masih minim dan tiak adanya situs resmi maka saya pribadi berusaha membuat blog tentang solo dan sepak bola nasional... suka duka banyak banget. kritik kurang nya foto kegiatan, copy paste dari solopos.net. dan lain sebagainya. seiring dengan bertambahnya waktu dan kecintaan yang tak pernah luntur untuk solo dan persisnya, pengen banget rasanya menjadikan pasoepati.co.cc sebagai salah satu media online persis dan pasoepati. seperti jakmania.org, ongisnade.net dan lain - lain. pengen rasanya punya recording pake kamera, wawancara ini itu buat kepentingan situs.
pengen bangeet...rasaya cita2 wartawanku dulu tersalurkan ah impian (tapi masih berharap jadi kenyataan)
tapi kadang masih terbentur dari faktor biaya... arep mangan opo nek terus2 golek berita hehehehehhehehhe.....
harapan untuk menjadi wartawan atau mungkin lebih tepatnya kontributor area jakarta buat pasoepati.net kembali terbuka... nacha... ajak ajak ya kalau buat site... jadi kontributor juga gak papa.. hehehehehehehe

Pelatih persis mulai mengerucut


Rudy mulai dekati Mamak dan Yudi
Persis Solo tampaknya sudah mulai memfokuskan perburuan pelatih kepada dua figur, Yudi Suryata dan M Zein Alhadad. Keduanya sudah diajak bicara oleh Ketua Umum Persis, FX Hadi ”Rudy” Rudyatmo, walaupun belum menghasilkan kesepakatan apa pun.
”Saya memang sudah bicara kepada mereka, namun baru sebatas penjajakan saja. Saya cuma tanya apa mau membantu Persis. Tapi belum ada pembicaraan yang serius,” kata Rudy ketika dihubungi Espos,
Rudy juga menampik jika Persis sudah mulai melakukan proses negosiasi dengan dua pelatih tersebut, termasuk membicarakan nilai kontrak. Ditegaskan, semuanya baru sebatas langkah penjajakan awal saja.
”Sabar saja. Yang jelas, Selasa (18/3), nanti akan dilaksanakan rapat pleno pengurus. Jadi saat ini belum ada keputusan apa pun tentang pelatih. Peluang masih terbuka untuk siapa saja,” tandas Rudy.
Persis sendiri mentargetkan memiliki arsitek baru pada akhir Maret ini. Setelah itu langsung dimulai proses rekrutmen pemain. Untuk kursi pelatih, Rudy mensyaratkan yang sudah mengantongi lisensi A, berkualitas dan berbandrol miring.
Yudi yang merupakan mantan pelatih Persijap Jepara dan Alhadad sama-sama sudah mengantongi lisensi A serta belum terikat dengan klub mana pun.
Sementara itu ketika disinggung apakah juga sudah menghubungi kandidat lain seperti Sartono Anwar, pria yang juga menjabat sebagai Wakil Walikota Solo itu menjawab belum.
”Saya memang belum menghubungi Pak Sartono. Pokoknya soal pelatih sabar dulu,” tutur Rudy singkat.
Dikonfirmasi terpisah, Alhadad membenarkan jika dirinya sudah berbicara langsung dengan Rudy. Tapi dia menegaskan belum ada kepastian atau deal apa-apa. Dia juga mengaku pembicaraan juga belum menyentuh sampai nilai kontrak.
”Kemarin itu baru sebatas kenalan saja sama Pak Rudy, jadi belum ada kepastian apa pun. Tapi memang saya sudah berbicara dengan Beliau,” tukas dia.
Pria yang kerap disapa Mamak tersebut mengaku sangat tertarik menangani Persis, terlebih dia memang sudah tidak asing lagi dengan atmosfer sepakbola Kota Bengawan. Sebelumnya dia pernah menahkodai Persijatim Solo FC.
”Intinya saya siap bekerja sama dengan Persis. Kalau soal nilai kontrak atau gaji, itu kan bisa diatur gimana enaknya,” imbuh dia sambil tertawa.

Sunday, March 16, 2008

PROFIL MINGGU INI (MAYOR HARISTANTO)

Presiden Aeng-aeng dari "Keluarga Sableng"

MAYOR Haristanto bukan jin. Tapi dia bisa mengubah hal-hal yang dianggap mustahil menjadi terlihat gampang. Kesanggupan mewujudkan mimpi, lebih tepatnya ide, membedakan pria kelahiran Wonogiri ini dengan orang kebanyakan. Tatkala banyak kalangan masih ragu untuk bertindak, dia telah berada selangkah di depan.

Ide-idenya bernas. Tahun 2000, Mayor menggagas lahirnya kelompok suporter sepak bola Solo, Pasoepati. Tahun berikutnya, suami Nani Mayor itu turut membidani kelahiran kelompok suporter The Macz Man (PSM Makassar), Asykar Teking (PSPS Pekanbaru), dan Persmanisti (Persma Manado). Empat rekor Muri (Museum Rekor Indonesia) telah dicetaknya. Selain memrakarsai kelahiran komunitas-komunitas suporter, penghargaan itu diperolehnya karena menggagas karangan bunga terbanyak pengucapnya, tim kampanye artis yang dipilih lewat SMS terbanyak, dan menumbangkan rekor karangan bunga terbanyak pengucap sebelumnya.

Jauh sebelumnya, tahun 1982, Mayor menyelenggarakan pameran kartun karya anak-anak di Jakarta dan Semarang. Konon, itulah kali pertama kartun buatan anak-anak dipamerkan. "Kegilaannya" semakin menjadi-jadi setelah idenya tentang kelompok suporter Solo yang kreatif terwujud. Festival Aeng-aeng, sepak bola kolosal gaya Solo dengan 102 pemain, three on three Solo Football Fun Games -sepakbola berkonsep basket, pembentangan spanduk suporter terbesar adalah beberapa idenya yang cukup menggemparkan.

Tak hanya itu. Mayor juga membawa anak-anak sekolah dasar ke tengah sawah. Praktisi periklanan ini mengenalkan anak-anak dengan kehidupan petani. Para pelajar yang masih mungil itu ikut memanen padi dan menggotong gabah. Mereka juga bergelut dengan pekatnya lumpur. Tujuannya: memperkenalkan pertanian Indonesia dan memupuk empati kepada petani. Sekali waktu, anak-anak ini juga dibawanya mengunjungi para pemain Persis Solo yang sedang berlatih. Menurutnya, jiwa sportivitas lewat olah raga perlu ditanamkan sedari dini. Masih panjang sederet ide-idenya yang terwujud dan terekam oleh media. Namun, dia belum mau berhenti.

"Ide-ide itu mengalir saja. Kadang saat saya bangun pagi terlintas ide. Lagi duduk santai atau berjalan. Di tengah keramaian atau saat sendirian. Semuanya datang, alakazam! Dan saya menganggapnya bukan mimpi kosong, meski orang lain menganggapnya demikian. Maka saya pun berjalan, melobi, mempersiapkan A-Z, mendekati media, dan menjadikannya nyata."

Presiden Republik Aeng Aeng. Itulah jabatan yang disandangnya saat ini. Republik Aeng Aeng disebut Mayor sebagai "negara" bagi ide-ide kreatifnya. Lewat wadah yang didirikannya itu dia terus berkreasi, mewujudkan hal-hal yang mungkin terdengar mustahil. Stadion, lapangan, sawah, jalan, bahkan pasar menjadi tempatnya berkarya. Aeng Aeng sendiri bermakna nganeh-nganehi, unik yang positif. dengan sinikal Mayor menyebutnya OTB, organisasi tanpa bentuk. Republik Aeng Aeng memang tak memiliki struktur dan tak punya anggaran dasar. Bukan yayasan atau pun paguyuban.

Pria yang lahir 15 Mei 1959 ini putra keempat dari 10 bersaudara. Anak pasangan Kapten Kastanto Hendrowiharso dan Sukarni itu dikenal ulet dan pantang menyerah. Nama Mayor sendiri pemberian bapaknya yang seorang tentara. "Mengapa Mayor? Pangkat itu setingkat lebih tinggi dari pangkat ayah. Dengan nama itu beliau berharap, putranya ini bisa melebihinya." Namun, tak satu pun putra-putri Kastanto yang masuk ke dinas militer. Putra tertua, Bambang Haryanto dikenal sebagai penulis kreatif, pendiri komunitas Epistoholik Indonesia. Putra yang lain, Broto Happy W menjadi wartawan di salah satu tabloid olahraga nasional, Bola. "Ayah saya tak ingin anak-anaknya mengikuti jejak beliau. 'Menjadi tentara itu berat, cukup saya yang menjalani', begitu selalu katanya." Saudara Mayor yang lain memiliki profesi berbeda-beda. Ada yang menjadi dosen, karyawan atau berwiraswasta.

Menurut Ayu Permata Pekerti, anak pertama Mayor, semua saudara ayahnya memang termasuk aeng-aeng. Jika keluarga besar itu bertemu, ramailah tingkah-polah mereka yang unik dan slebor. Ayu bersama adiknya, Lintang Rembulan, kadang takjub menyaksikan "kegilaan" atau "kesablengan" mereka.

Jalan hidup Mayor tak selalu mulus. Saat menjabat Presiden Pasoepati (2000-2001), tudingan miring kerap menerpanya. Alumni Jurusan Pemerintahan UGM ini kerap dianggap selalu bekerja sendiri, single fighter atau one-man show. Dia juga dituding otoriter. Pasoepati juga dituduh hanya dimanfaatkan sebagai kendaraannya untuk menguasai kue iklan. Kendala ekonomi juga memaksanya mundur dari struktur Pasoepati.

Tapi Mayor bergeming. Republik Aeng Aeng disebutnya sebagai jawaban bagi mereka yang meragukan kemampuannya. Seperti pengakuannya, dia masih ingin terus berkarya. Mayor memang tak pernah "mati". Gagasannya terus lahir dan lahir terus.
disarikan dari suaramerdeka

Saturday, March 15, 2008

Manajemen Persis tolak rencana merger


Ketua Umum Persis Solo FX Hadi Rudyatmo menolak keras ide merger dengan PSIS Semarang dan Persijap Jepara, lantaran dinilai sangat tidak masuk akal.
Rabu (12/3) lalu, Ketua Pengda PSSI Jawa Tengah (Jateng), Sukawi Sutarip menyatakan guna mengatasi kendala dana pada kompetisi Superliga mendatang perlu dilakukan merger tiga klub Jateng, PSIS, Persis dan Persijap. Pernyataan tersebut sebagai tanggapan atas wacana serupa yang dilontarkan Ketua Umum Persijap, Hendro Martojo.

”Ide merger saya kira sangat tidak lucu dan sangat tidak masuk akal, ini kan klub sepakbola bukan bank. Jika digabungkan, mau dinamakan apa? Terus mainnya di mana dan gimana? Saya menolak wacana merger,” sergah Rudy, ketika dihubungi Espos, Jumat (14/3).
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Wakil Walikota Solo itu, sebuah klub sepakbola merupakan identitas dan kebanggaan suatu daerah, sehingga tidak mungkin digabungkan dengan klub lain. Lagipula dia mempertanyakan aturan apa yang akan digunakan sebagai dasar proses merger itu.
”Yang membuat semakin tidak mungkin, bagaimana pertanggungjawaban dananya kepada rakyat jika klub itu digabung jadi satu,” sambung Rudy.
Rudy juga membeberkan rumitnya pengaturan home base, pengorganisasian suporter dan beberapa hal lainnya, yang membuat ide itu semakin sulit diwujudkan. Namun dia mempersilakan apabila PSIS dan Persijap memang ingin melakukan merger, sepanjang tidak melibatkan Persis.
Ketika disinggung apakah sudah dihubungi langsung oleh Sukawi, Rudy menjawab belum. Dia hanya mendapat informasi dari Walikota Solo, Joko Widodo bahwa Sukawi telah menghubungi untuk membahas kemungkinan merger.
”Pak Wali bilang menyerahkan keputusan sepenuhnya pada Ketua Umum Persis dan hingga sekarang saya belum dihubungi langsung baik oleh Pak Sukawi maupun pihak Persijap.”
Diakui Rudy, saat ini Laskar Sambernyawa memang masih terbelit kesulitan keuangan untuk membiayai kompetisi musim depan, seiring tidak adanya kucuran dana dari APBD. Sumber dana dari sponsor hingga saat ini juga belum ada titik terang, padahal untukkompetisi musim depan dibutuhkan setidaknya Rp 15 miliar.
Namun kondisi itu tidak serta merta membuat Persis mempertimbangkan solusi merger. Sebisa mungkin Laskar Sambernyawa akan berusaha mandiri dan mencari sumber pendanaan yang lain.
”Kami akan berusaha sebisa mungkin mencari dana, walaupun tidak mudah, yang jelas tidak ada sedikit pun niat melakukan merger.”
Ditambahkan Rudy, penolakan juga disampaikan suporter. Dia mengaku telah menerima banyak telepon maupun SMS dari suporter yang isinya tidak mendukung wacana merger dengan Persijap dan PSIS.

Friday, March 14, 2008

kenangan wahtu Tri nugroho

Thursday, March 13, 2008

PSSI Tambang Uang


Anggapan PSSI menjadi lumbung uang tak sepenuhnya salah. Di atas kertas, organisasi sepak bola tertinggi di Indonesia itu memang menjadi tambang uang.
Dalam setiap bulannya, perputaran uang di PSSI mencapai miliaran rupiah. Jumlah itu mengucur deras tanpa memeras keringat. Besarnya perputaran uang inilah yang disinyalir membuat pengurus PSSI betah berkantor di Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno sekalipun tuntutan mundur dan menggelar Munaslub kencang didengungkan.
Salah satu tambang emas keuangan PSSI yang begitu jelas adalah adanya bank garansi buat peserta Liga Super 2008/2009. Sebab, sesuai keputusan Badan Liga Indonesia (BLI), setiap peserta Liga Super harus menyetor bank garansi Rp5 miliar atau sekitar Rp90 miliar dari total 18 klub yang tampil.
”PSSI harus mendapatkan jaminan dari klub. Dana itu kami simpan sebagai jaminan klub benar-benar profesional. Jaminan itu akan disimpan sepanjang keikutsertaan mereka di Liga Super,” tutur Sekjen PSSI Nugraha Besoes kepada SINDO, kemarin.
Memang uang itu nantinya akan dikembalikan ke klub pada akhir musim. Namun, tentu sangat mubazir jika uang sebesar Rp90 miliar dibiarkan berjamur di brankas PSSI. Akan lebih bijak jika uang itu ”dikelola” dengan baik atau ”diamankan” di bank. Dari ”pengelolaan” inilah PSSI berpotensi mendapat kucuran uang miliaran dalam satu bulan.
Sekarang mari berhitung. Sebab, di PSSI banyak cerdik pandai, tentu mereka tidak akan menempatkan uang Rp90 miliar itu dalam bentuk tabungan biasa karena bunganya terlalu kecil. Paling mungkin, uang itu bisa ditempatkan di reksadana, bermain saham, bisa juga deposito atau suku bunga Bank Indonesia (SBI).
Namun, jika dimasukkan ke reksadana atau bermain saham, tentu risikonya besar karena ada potensi naik-turun. Karena itu, lebih aman ditempatkan di SBI atau deposito. Kalau langkah ini diambil (SBI atau deposito)—suku bunga tahun ini sekitar 8% setiap bulan—dengan uang Rp90 miliar, uang yang dihasilkan adalah Rp7,5 miliar per bulan atau untuk Rp86,4 miliar untuk satu tahun.
Yang menjadi pertanyaan, ke mana uang Rp86,4 miliar ini diputar? ”PSSI tidak tahu-menahu masalah bunga uang jaminan mereka itu, apakah ikut dikembalikan ke klub atau bagaimana. Masalah teknis menjadi tanggung jawab sepenuhnya BLI,” kilah Nugraha.
Tapi, percayalah, uang Rp7,5 miliar per bulan itu hanya satu dari sekian pemasukan PSSI. Masih ada sumber lain, seperti bank garansi agen USD5.000 untuk setiap agen (PSSI memiliki lebih dari 10 agen pemain).
Selain bank garansi, agen juga harus menyetorkan fee sekitar 5% setiap pemain asing yang laku. Jika nilai kontrak pemain asing sekitar Rp600 juta dan di Liga Super mendatang lima legiun impor di tiap klub (ada 18 klub), akan keluar angka fenomenal. ”Dana itu kami bayarkan sekali selama menjadi agen di sini. Fungsinya sebagai jaminan,” tutur agen Mutiara Hitam Sport and Management Dennis Jules Onana.
* foto = ongisnade.net

Wednesday, March 12, 2008

PSIS dan Persijap merger?????


sebuah berita dari biangbola.com

Sukawi Sutarip: Kami Bersedia Merger dengan Persijap
[Rabu, 12 Maret 2008 15:57, BIANGBOLA]

Menindaklanjuti surat yang diajukan Bupati Jepara ke Gubernur Jawa Tengah, Drs. Ali Mufiz, MPA, akhirnya klub PSIS Semarang setuju merger dengan klub Persijap Jepara.



Melalui Ketua Umum PSIS, Sukawi Sutarip yang mengatakan, dirinya sudah berbicara langsung dengan Bupati Jepara, Drs. Hendro Martojo, MM dan Walikota Solo, Ir Joko Widodo.

"Saya setuju dan sudah membicarakan hal ini dengan keduanya,'' ujar Sukawi yang juga menjabat sebagai Walikota Semarang.

"Semoga dengan merger ini, akan semakin meningkatkan prestasi di level nasional. Selain itu juga tak memberatkan keuangan daerah," tambahnya.

Namun untuk soal nama baru klub, saat ini belum ada pembicaraan dan akan menyusul. Yang terpenting bagi mereka para suporter di Jateng bisa terpuaskan untuk menyaksikan wakilnya di Liga Super (LS) 2008.

Selain itu, stadion yang akan digunakan pun rencananya bisa tiga tempat yaitu di Semarang, Jepara dan Solo.

Seperti diketahui sebelumnya, sejak kedua klub tersebut tak mendapat bantuan dana dari APBD lagi, praktis mereka tak bisa ikut kompetisi sepakbola di tanah air ini.

Di musim lalu, Persijap mampu menempati peringkat ke sembilan klasemen akhir wilayah Timur. Sayang, untuk ikut LS 2008, mereka tak memiliki dana. Sementara PSIS, hanya finis di peringkat ke sepuluh wilayah Barat dan tak bisa ikut LS.


lalu bagaimana dengan kedua suporter mereka? walaupun belum terjadi semoga bisa mempererat hubungan kedua suporter yang selama ini renggang....

Soal dana, Rudy segera temui Jokowi


Seiring belum adanya kepastian soal dana dari pihak sponsor, Ketua Umum Persis Solo FX Hadi ”Rudy” Rudyatmo akan menemui Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi).
Rudy akan menyampaikan kondisi riil Persis kepada walikota, karena bagimanapun klub berjuluk Laskar Sambernyawa tersebut merupakan milik masyarakat Solo.


”Sampai sekarang beberapa sponsor yang sempat mendekati kami, belum memberikan jawaban. Jadi belum ada pendanaan yang tersedia. Kesulitan Persis ini harus dipahami bersama, makanya saya akan menemui walikota sekembalinya beliau ke Solo,” ujar Rudy kepada wartawan, di ruang dinasnya, Selasa (11/3).
Terus terang, Rudy mengaku dilematis menghadapi kesulitan finansial ini. Di satu sisi mereka masih berusaha keras mencari sumber pengucur rupiah, sedangkan di bagian lain suporter dan masyarakat terus mendesak Persis segera menggaet pemain.
”Ini yang harus dipahami masyarakat, bagaimana kami mau mendekati pemain atau pelatih kalau belum ada dana,” jelas dia.
Untuk berkompetisi musim depan, Tim Kota Bengawan membutuhkan dana senilai Rp 15 miliar, atau hampir sama dengan jumlah yang dikeluarkan musim lalu. Dari angka tersebut, manajemen mengaku butuh minimal Rp 3 miliar sebagai modal awal, yaitu untuk membayar uang muka kontrak para pemain.
Rencananya, pelatih baru akan ditetapkan pada akhir Maret mendatang, kemudian diikuti seleksi pemain pada awal April. Tetapi, target itu bisa saja meleset jika tak kunjung ada kepastian dana pendukung. Padahal Liga Indonesia rencananya akan bergulir pada bulan Juli.
Masalah klasik
Masalah dana memang merupakan persoalan klasik, yang menimpa hampir seluruh kontestan Liga Indonesia musim ini, tak terkecuali klub-klub besar yang sudah mapan. Beberapa waktu lalu, Manajer Persis Waseso sempat melontarkan kabar bahwa ada tiga pihak yang berminat menjadi sponsor utama Persis, salah satunya merupakan perorangan.
Saat itu belum dijelaskan dengan detail seberapa jauh proses pembicaraan yang dilakukan kedua belah pihak. Tapi ternyata, hingga kemarin belum ada kepastian dari mereka.
”Sampai sekarang, baru dua tim yang benar-benar sudah siap secara finansial, Arema Malang dan Pelita Jaya Purwakarta. Yang lainnya kondisinya juga belum menentu, sama seperti Persis,” tukas Rudy

Empat pelatih mulai jadi pertimbangan


Sambil menanti kejelasan dana, Persis Solo mulai menginventarisasi beberapa nama pelatih untuk masuk daftar bidikan.
Setidaknya sudah ada empat nama yang dipertimbangkan oleh kubu Laskar Sambernyawa. Mereka adalah Sartono Anwar, M Zein Alhadad, Yudi Suryata dan tentu saja pelatih lawas Eduard Tjong.

Seperti diungkapkan pada beberapa kesempatan, Persis mengincar pelatih berlisensi A dan mempunyai kualitas bagus, serta berbandrol miring.
”Ya kami sudah mulai menginventaris nama-nama yang mungkin akan kami dekati untuk melatih Persis. Tentu saja, semuanya disesuaikan dengan kemampuan finasial kami,” kata Ketua Umum Persis, FX Hadi Rudyatmo, kepada wartawan, Selasa (11/3).
Keempat nama yang masuk daftar incar Persis tersebut saat ini belum terikat dengan klub manapun. Sartono belum menemukan pelabuhan berikutnya, setelah tak dipakai lagi oleh PSIS Semarang, sedangkan Yudi juga belum mencapai deal baru dengan klub lamanya, Persijap Jepara. Alhadad atau kerap disapa Mamak, sudah tak asing lagi dengan kota Solo, karena pernah memoles klub Persijatim Solo FC.
Dari empat figur itu, hanya Edu yang belum memegang lisensi A. Namun Jumat (14/3) besok, mantan pelatih Persiharjo Sukoharjo itu akan mengikuti kursus untuk mendapatkan lisensi A di Jakarta.
”Seperti saya katakan sebelumnya, selain kualitas, nilai kontrak juga menjadi pertimbangan. Makanya saya minta seluruh pelatih yang melamar menyertakan syarat-syarat yang diminta dari Persis, seperti nilai kontrak dan fasilitas pendukung,” ungkap dia.
Pada kesempatan itu, Rudy juga menyampaikan tentang ketertarikan Harry Tjong ayahanda Eduard Tjong, untuk bergabung ke Persis dalam tim pelatih.
”Harry Tjong katanya siap membantu Persis, tapi tentunya dia sepaket dengan Edu,” terang dia

Tuesday, March 11, 2008

Out Of Topic (MASA DEPAN KITA)


Pornografi internet memang tak sepantasnya dilihat anak-anak. Namun bagaimana jika sebuah perusahaan film porno turut merasa prihatin terhadap bahaya pornografi ini? Serius atau hanya untuk meraih simpati publik saja?
Adalah Vivid Entertainment, perusahaan film porno besar asal Amerika Serikat yang memprihatinkan bahaya konten pornografi internet terhadap anak-anak. Mereka pun meminta perusahaan internet seperti Google dan Yahoo serius melindungi para bocah dari bahaya pornografi online.


"Belum ada mesin cari dan portal internet, khususnya Yahoo dan Google, telah mengambil langkah yang signifikan dalam melindungi anak-anak (dari bahaya pornografi internet-red)," kata Steven Hirsch, pendiri Vivid Entertainment dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (15/2).
Hirsch menambahkan, dia ingin penyedia layanan internet yang punya konten dewasa memverifikasi umur para pengaksesnya terlebih dahulu. Selain itu, Hirsch juga bersedia bekerja sama dengan perusahaan internet yang berminat dalam usaha agar anak-anak tak terkontaminasi bahaya pornografi.
Menanggapi pernyataan tersebut, pihak Yahoo menuturkan bahwa telah menjadi prioritas mereka untuk melindungi anak-anak saat beraktivitas di dunia maya. Mereka memaparkan, telah membuat fitur online yang diperlukan untuk mewujudkan komitmennya itu, misalnya dengan filter penyaring untuk kata-kata tak senonoh. Adapun Google juga mengatakan hal yang hampir sama.

Monday, March 10, 2008

HASIL RAPAT BULANAN PASOEJAK



minggu 9 maret 2008 bertempat di rumah saudara wawan di cikarang telah dilakukan rapat bulanan pasoepati adapaun hailnya dalah sebagai berikut:


1. sehubungan dengan pengunduran deputi lama (yuli) maka diadakan pemilihan deputi baru yang akhirnya dimenangkan oleh owan bianto setelah mengungguli andi setiawan dan pak tri.
2. arista (aku) menjadi sekretaris dari posis lama sebagai humas.
3. usulan pengandengan suporter joglosemar yang lain
4. Lomba Logo di kumpulkan di saudara soni maramis mingkid
5. Sparing melawan milanisti di pancoran pada 16 maret 2008 dilanjutkan dengan romanisti.
mungkin demikian hasil lengkapnya ... untuk keterangan selanjutnya bisa hubungi pengelola web ini



Wednesday, March 05, 2008

Superliga 2008, kilometer nol sepakbola Indonesia


Badan Liga Sepakbola Indonesia (BLI) menegaskan bahwa persyaratan yang diajukan PSSI kepada klub untuk mengikuti Superliga bukan sebagai hambatan.
BLI justru menyatakan Superliga adalah sebuah kesempatan bagi klub yang berniat memajukan sepakbola Indonesia.

Direktur Kompetisi BLI, Joko Driyono di Jakarta, Selasa (4/3), di sela-sela acara pertemuan antara klub dengan BLI, mengatakan hal itu menyusul masih banyak klub yang merasa persyaratan untuk bisa mengikuti Superliga —kasta tertinggi kompetisi sepakbola Indonesia— sulit dipenuhi dalam waktu dekat.
”Persyaratan ini adalah sebuah kesempatan, bukan hambatan dan saya pikir dalam pertemuan tadi banyak klub yang sudah memahami itu,” ujar Joko.
”Anggap saja Superliga 2008 adalah kilometer nol sepakbola Indonesia. Kita membangun kembali dari awal menuju pengembangan bisnis sepakbola yang menguntungkan,” paparnya.
Untuk dapat mengikuti Superliga, klub yang musim lalu menempati peringkat Sembilan Besar di Wilayah Barat dan Timur, harus memenuhi lisensi klub profesional dengan standar optimal sesuai ketentuan Konfederasi Sepakbola Asia (AFC). Klub akan mendapat lisensi klub profesional setelah memenuhi beberapa kriteria, yakni aspek sporting, infrastruktur, personel dan administrasi, legal, serta finansial.
Beberapa klub merasa persyaratan tersebut masih harus dikompromikan agar tidak harus dipenuhi seluruhnya dulu dalam waktu yang singkat, mengingat Superliga dijadwalkan bakal bergulir pada Juli mendatang

Tuesday, March 04, 2008

FOTO PAS FINAL COPPA






Ketika sepak bola jawa tengah akan “musnah”






Terlalu ekstrim mungkin judul diatas, tapi bukti nya memang seperti itu, kita lihat tim jawa tengah hanya satu yag lolos ke super liga dan akhirnya menggundurkan diri yaitu persijap. Selain persijap ada tim yang gagal lolos ke Super liga, Persis,PSIS
dan tim yang akan mencoba ”pekat” nya liga utama Persiku.


Pengurus daerah (Pengda) PSSI Jawa Tengah (Jateng) menyayangkan pernyataan mundur dari Superliga 2008 yang dilontarkan pengurus Persijap Jepara. Apalagi, tim tersebut merupakan satu-satunya tim asal Jawa Tengah yang lolos ke Superliga.
Menurut Sekjen Pengda PSSI Jateng, Johar Lin Eng, pernyataan mundur dari Persijap merupakan kemunduran sepakbola di Jawa Tengah. Tidak hanya itu, masih kata Johar, ini tentu sangat membahayakan kelangsungan sepakbola di wilayahnya. Sebab, tidak adanya kejelasan regulasi dari pemerintah menyangkut bantuan dana APBD membuat tim-tim di Jawa Tengah akan kesulitan pendanaan. Akibatnya, pelan namun pasti, tim-tim tersebut akan mati.
Di saat tim tim lain yang begelimang dana sudah siap memburu pemain tim – tim jawa tengah malah ditinggal eksodus pemainnya, lihat saja persis yang kehilangan Rudi, Hari dan wahyu pun demikian dengan PSIS semarang panser biru di tinggal maman dan hari salisburi. Meraka (tim – tim jawa tengah masih sibuk berkutat mencari sponsor). Walaupun tetap ada hibah dari KONI (karena APBD tidak dialokasikan lagi kesepakbola) akan tetapi dana tersebut belum cukup untuk mengarungi keras dan ”macetnya’ liga indonesia ini.
Setali tiga uang dengan jawa tengah, kondisi sang tetangga jogjakarta pun demikian, PSS,PSIM dan persiba.

SEJARAH SEPAKBOLA JAWA TENGAH
Bersambung


Monday, March 03, 2008

FIFA Tak Akui Nurdin Ketum PSSI


Langkah nyata mulai diambil FIFA terkait membandelnya PSSI untuk menurunkan
Nurdin Halid. Dalam situs resminya, FIFA tak lagi mengakui Nurdin
sebagai ketua umum PSSI.

Seperti dimuat pada profil Indonesia di situs resmi FIFA, pada bagian
ketua umum otoritas sepakbola internasional itu justru mencantumkan TBD
(/to be decided//akan segera diputuskan). Padahal untuk jabatan wakil
presiden masih tercantum nama Nirwan D Bakrie dan Nugraha Besoes pada
posisi sekretaris jendral.

Di halaman situs yang sama tak ada keterangan yang menjelaskan kenapa
posisi ketua umum bisa kosong. Namun ini bisa dipastikan sebagai
tindakan awal FIFA yang sebelumnya sudah memberi batas waktu untuk
mengubah statuta dan melakukan pemilihan ketua umum baru.

"Sesuai ketentuan FIFA, di bulan Agustus PSSI harus sudah punya ketua
umum baru. Segera mungkin sepakbola nasional harus diselamatkan," ungkap
Sekretaris Umum Persija Jakarta Benny Erwin, usai konferensi pers
pengumuman pelatih baru Persija di Gedung Dispenda DKI, Jumat (29/2/2008).

Tanggal 5 Februari lalu FIFA berkirim surat pada PSSI
,
yang juga dikirim ke Menegpora. PSSI diminta menyesuaikan statutanya
dengan statuta FIFA dengan tenggat waktu tiga bulan. Setelah itu PSSI
kembali diberi /deadline/ tiga bulan untuk melakukan pemilihan ketua
umum yang baru.

"Liga Champions Asia kita kembali tidak ikut, ini untuk kali kedua. Ini
menandakan adanya kekacauan di PSSI," lanjut Erwin.

Sementara itu pihak PSSI bergeming dengan keputusannya. Saat
dikonfirmasi soal pencoretan tersebut Nugraha Besoes hanya mengatakan
kalau dirinya belum tahu dan baru akan mengambil langkah selanjutnya
jika sudah melihat secara langsung.

Waseso manajeri Persis Solo lagi


Waseso kembali terpilih sebagai manajer Persis Solo untuk musim depan melalui rapat yang dilaksanakan Tim Sembilan di Mojosongo, Solo, Minggu (2/3).
Hasil pertemuan tersebut tinggal menunggu pengesahan dari rapat pleno pengurus Persis yang menurut rencana akan dilaksanakan pekan ini.
Menurut Ketua Umum Persis, FX Hadi ”Rudy” Rudyatmo yang juga merangkap ketua Tim Sembilan, Waseso dianggap sebagai figur yang memenuhi kriteria sebagai seorang manajer. Keputusan ini merupakan hasil pembicaraan Tim Sembilan yang beranggotakan Hong Widodo, Totok Supriyanto, Budi Raharjo, Harto Salim, S Haryadi, Suwarno, Ruhban Ruzziyatno, Ari S dan Rudy sendiri
”Manajer itu harus memenuhi 3M, yaitu mau, mampu dan menyediakan waktu untuk Persis. Soalnya kami membutuhkan sososk yang tidak sekadar menjadi manajer organisasi sepakbola tapi juga harus bisa membantu cari dana,” jelas Rudy kepada wartawan sesuai rapat.
Sudah diperkirakan
Ketika disinggung apakah penunjukkan tersebut sudah diberitahukan kepada Waseso, Rudy menjawab sudah. ”Lagipula kan di media massa beliau selalu bilang siap jika dipilih kembali,” tutur pria yang juga menjabat sebagai Wakil Walikota Solo itu.
Munculnya nama Waseso sebenarnya sudah diperkirakan sejak awal. Pada beberapa kesempatan Rudy menyebut peluang mempertahankan manajer lama memang terbuka lebar, meskipun Persis juga terbuka menerima calon-calon lain. Salah satu calon yang sempat dimunculkan adalah Walikota Solo, Joko Widodo, sayangnya yang bersangkutan menolak tawaran memanajeri Laskar Sambernyawa.
Selain jabatan manajer, Tim Sembilan belum memutuskan siapa saja yang bakal mengisi kursi manajemen lainnya seperti asisten dan sekretaris, kendati sudah ada beberapa kandidat kuat. Nama-nama untuk posisi itu rencananya akan didiskusikan bersama manajer dan rapat pleno pengurus.
”Untuk jabatan asisten dan lain-lainnya harus dibahas dulu dengan manajer, karena mereka akan bekerja sama. Jadi perlu dicari orang yang cocok, sehingga enak kalau bekerja sama,” terang Rudy.
Dalam pertemuan tersebut, Tim Sembilan menyepakati menunjuk Isnugroho sebagai kandidat asisten manajer teknik Persis, sedangkan posisi asisten administrasi masih kosong.
Seperti Waseso, Abraham ”Bram” EWT juga dipertahankan dalam jajaran manajemen Laskar Sambernyawa. Dia menjadi kandidat untuk menempati kursi sekretaris keuangan. Sedangkan kandidat untuk sekretaris administrasi adalah Razali Harno. Sedangkan S Haryadi dicalonkan sebagai bendahara.
”Pak Isnugroho sudah menyatakan kesediaan untuk menjadi asisten manajer teknik. Sedangkan nama-nama yang lainnya baru sebatas usulan dari Tim Sembilan, jadi keputusan utamanya ada di rapat pleno mendatang,” sambung Rudy

1