Thursday, March 13, 2008
PSSI Tambang Uang
Anggapan PSSI menjadi lumbung uang tak sepenuhnya salah. Di atas kertas, organisasi sepak bola tertinggi di Indonesia itu memang menjadi tambang uang.
Dalam setiap bulannya, perputaran uang di PSSI mencapai miliaran rupiah. Jumlah itu mengucur deras tanpa memeras keringat. Besarnya perputaran uang inilah yang disinyalir membuat pengurus PSSI betah berkantor di Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno sekalipun tuntutan mundur dan menggelar Munaslub kencang didengungkan.
Salah satu tambang emas keuangan PSSI yang begitu jelas adalah adanya bank garansi buat peserta Liga Super 2008/2009. Sebab, sesuai keputusan Badan Liga Indonesia (BLI), setiap peserta Liga Super harus menyetor bank garansi Rp5 miliar atau sekitar Rp90 miliar dari total 18 klub yang tampil.
”PSSI harus mendapatkan jaminan dari klub. Dana itu kami simpan sebagai jaminan klub benar-benar profesional. Jaminan itu akan disimpan sepanjang keikutsertaan mereka di Liga Super,” tutur Sekjen PSSI Nugraha Besoes kepada SINDO, kemarin.
Memang uang itu nantinya akan dikembalikan ke klub pada akhir musim. Namun, tentu sangat mubazir jika uang sebesar Rp90 miliar dibiarkan berjamur di brankas PSSI. Akan lebih bijak jika uang itu ”dikelola” dengan baik atau ”diamankan” di bank. Dari ”pengelolaan” inilah PSSI berpotensi mendapat kucuran uang miliaran dalam satu bulan.
Sekarang mari berhitung. Sebab, di PSSI banyak cerdik pandai, tentu mereka tidak akan menempatkan uang Rp90 miliar itu dalam bentuk tabungan biasa karena bunganya terlalu kecil. Paling mungkin, uang itu bisa ditempatkan di reksadana, bermain saham, bisa juga deposito atau suku bunga Bank Indonesia (SBI).
Namun, jika dimasukkan ke reksadana atau bermain saham, tentu risikonya besar karena ada potensi naik-turun. Karena itu, lebih aman ditempatkan di SBI atau deposito. Kalau langkah ini diambil (SBI atau deposito)—suku bunga tahun ini sekitar 8% setiap bulan—dengan uang Rp90 miliar, uang yang dihasilkan adalah Rp7,5 miliar per bulan atau untuk Rp86,4 miliar untuk satu tahun.
Yang menjadi pertanyaan, ke mana uang Rp86,4 miliar ini diputar? ”PSSI tidak tahu-menahu masalah bunga uang jaminan mereka itu, apakah ikut dikembalikan ke klub atau bagaimana. Masalah teknis menjadi tanggung jawab sepenuhnya BLI,” kilah Nugraha.
Tapi, percayalah, uang Rp7,5 miliar per bulan itu hanya satu dari sekian pemasukan PSSI. Masih ada sumber lain, seperti bank garansi agen USD5.000 untuk setiap agen (PSSI memiliki lebih dari 10 agen pemain).
Selain bank garansi, agen juga harus menyetorkan fee sekitar 5% setiap pemain asing yang laku. Jika nilai kontrak pemain asing sekitar Rp600 juta dan di Liga Super mendatang lima legiun impor di tiap klub (ada 18 klub), akan keluar angka fenomenal. ”Dana itu kami bayarkan sekali selama menjadi agen di sini. Fungsinya sebagai jaminan,” tutur agen Mutiara Hitam Sport and Management Dennis Jules Onana.
* foto = ongisnade.net
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 komentar:
duh,,olahraga kok malah jadi upaya memperkaya diri para pejabat yah,,,menyedihkan
Post a Comment