tulisan ini adalah sambungan dari sini fenomena kerusuhan di bandung yang tadinya hanya bobotoh yang mengamuk sendiri mencuat di berbagai media dan forum di dunia cyber. komentar saling hujat dan saling ledek banyak sekali say jumpai di berbagai media yang memberitakan kejadian tersebut. bahkan dalam waktu kurang lebih 30 menit sesudah berita itu diposting di www.bolaindo.com sudah ada hampir 100 komentar yang masuk dan memang intinya saling menghujat dan meledek, walaupun memang tidak sedikit yang bisa berfikir dewasa dan lebih mengedepankan logika. dan anehnya hujatan itu bahkan bukan hanya dilemparkan ke persija ataupun persib. viking jelas "didukung" oleh saudara nya bonek dan thejak banyak dibela oleh cs nya antara lain, aremania, pasoepati, slemania dll. gap antar suporter jelas sekali disni. walaupun mungkin yang ditulis di komentar tadi bisa jadi fiktif belaka, tapi ralitas Bonvisa (bonek Viking Sakera) seperti merupakan seteru dari (the jak, arema atau mungkin pasoepati) entah apa yang bisa mendasari itu, tapi kenyataan memang seperti itu. seperti ada dua kelompok besar dalam persuporteran indonesia. suporter yang tadinya dibentuk untuk sebuah itikad baik mendukung tim nya dengan sportif berubah seperti penganut ajaran yang rela mati untuk sebuah prestise kemenangan sebuah tim yang didukung nya. loyalitas bukan berani mati bung loyalitas adalah kerelaan, kerelaan untuk mendukung kemana tim kita bertanding, kerelaan untuk menerima kekalahan, kerelaan untuk mengakui tim atau kelompok lain mungkin lebih baik dari kita dan kerelaan untuk menginstrokpesi diri dan merubahnya untuk lebih baik dikedepannya. kita perlu banyak sekali belajar tentang sebuah kedewasaan dalam bersikap sportif. kerelaan untuk menerima kekalahan timnya ketika bertanding apalagi dikandang adalah sebuah inti dari sikap sportif kita.
LUKA itu Bisa sembuh
teringat akan tragedi semarang dengan solo ketika tahun 2000-an ketika pendukung semarang melakukan tour kemanahan pada partai terakhir. pertandingan yang benar benar kacau sampai suporter semarang tertahan samapai dini hari di dalam stadion manahan. sebuah pertandingan yang benar benar membuat luka solo semarang mengangga, penolakan demi penolakan terjadi ketika itu.provokasi berbagai macam dan berbagai bentuk, sangat sering sekali ketika salah satu tim tersebut bertanding. khususnya spanduk. berawal di tahun 2001 ketika putaran pertama ligina 7 di bandung the jak tidak bisa ikut masuk karena kuota yang disediakan malah diisi viking lainnya karena siliwangi overload, putaran ke 2 tragedi gas air mata disenayan yang mungkin bisa jadi awal dari semua itu dan setelah itu bentrokan pasca kuis siapa berani di indosiar. aroma penllakan terhadap keduanya makin kental, dan selalu saja ada anggapan semua orang bandung adalah viking dan sebaliknya. cara berpikir yang salah kaprah. berebeda dengan semarang dengan solo. bumbu utama kerusuhan semarang solo adalah ketika psis bermain dengan pelita solo kala itu. psis yang butuh poin penuh untuk lolos dari jurang degradasi, sedang kan pelita solo yang relatif aman karena sudah dipastikan lolos ke 8 besar. permaian setengah hati pelita kala itu membuat pasoepati sedikit gregetan, karena partai kandang terakhir maka manahan penuh sesak dan itu untuk yang kedua kali aku nonton di sentelban setelah sebelumnya juga pernah di sentelban ketika melawan persebaya. emosi pasoepati atas buruknya kinerja permainan "ngalah" pelita di luapkan dengan membakar spandauk dan mulai melempar botl ke lapangan. provokasi pun mulai terjadi dengan melempari suporter semarang yang tadinya mereka tidak melakukan apa apa. akhirnya suporter semarang mencopot paksa bangku satdion untuk menutupi dari lemparan batu dari oknum pasoepati. dan kejadian itulah sebenarnya yang memicu konflik lebih besar. merasa stadionnya dirusak pasoepati yang tadinya hanya yang di tribun utara dekat suporter semarang yang berulah akhirnya dari tribun selatan dan timur ikut tumpah ruah kelapangan menuju ke arah suporter semarang. dan polisi mulai bertindak represif untuk menghalau massa yang banyak tadi. menurut info suporter semarang sempat tertahan sampai berjam - jam di stadion manahan. karena di berbagai sudut pasoepati masih menggerombol di berbagai sisi terutama di arah lampu merah manahan. pasca kejadian itulah beberapa hari bus solo semarang tidak beroperasi dengan normal bahkan malam sesudah kejadian benar - benar tidak beroperasi. sama seperti halnya bandung jakarta pasca bentrokan itu solo dan semarang seperti kucing dan anjing.
SEPAKBOLA ITU DAMAI, DENDAM ADALAH KERDIL
hanya manusia manusia yang memang tidak pernah berpikir yang menjadikan dendam adalah senjata yang terus diasah. keinginan penyatuan kembali solo semarang terus dilakukan oleh berbagai macam pihak. puncak nya ketika semarang lolos ke 8 besar dan harus bermain di solo, maka dendam yang selama itu ada harus disudahi karena kalau tidak keinginan mendukung tim mereka di manahan hanya tinggal kenangan. ketika partai terakhir divisi 1 ketika persis melawan mojokerto putar, perwakilan semarang baik panser biru maupun snex bersama para pandega pasoepati memutarkan sebuah spanduk damai yang intinya menghilangkan dendam yang pernah ada, mengobati luka yang sempat tergores. ini tidak serta merta pasoepati menerima dengan baik, akan tetapi masih ada lemparan dari timur terutama. akan tetapi usaha tulus kalau diniati dengan baik hasilnya akan memuaskan. dan dalam waktu yang hampir bersamaan manajemen PSIS memindah home base selama 8 besar di solo dan melakukan berbagai macam kediatan untuk menarik simpati publik solo, entah ini ada korelasinya nya tidak dengan usaha damai para suporternya. akan tetapi ini adalah sebuah langkah yang patut kita tiru,
bukti keseriusan damai solo semarang bisa kita lihat sekarang. bagaimana akur nya kita,bagaimana mesranya jalinan sebuah persahabatan yang dilandasi dengan damai ini.
mari kawan kita bisa berangkulan karena kita masih bernafas dengan udara yang sama
salam