Friday, February 13, 2009

Persis vs GU rusuh, 2 pemain ditangkap

Laga Persis Solo melawan Gresik United (GU) pada lanjutan Liga Indonesia Divisi Utama di Stadion R Maladi Sriwedari, Solo, yang berakhir seri 1-1, Kamis (12/2), berlangsung rusuh. Dua pemain, Nova Zaenal (Persis) dan Bernard Mamadou (GU) ditangkap.

Kejadian tersebut sungguh ironis, karena tengah disaksikan oleh Kapolda Jawa Tengah, Irjen (Pol) Alex Bambang Riatmodjo, Kapolwil Surakarta Kombes Pol Taufik Ansorie dan perwira polisi di jajaran Kepolisian Wilayah (Polwil) Surakarta serta Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Solo. Khawatir kerusuhan berlanjut, Kapolda memerintahkan anak buahnya untuk memeriksa dua pemain yang terlibat bentrok.
Striker Persis Solo Nova Zaenal, pemain GU Bernard Mamadou, perangkat pertandingan (wasit dan asisten wasit) beserta pengawas pertandingan (PP) langsung diperiksa polisi di Mapoltabes Solo seusai laga.
Pada bentrok Wilayah Timur yang juga disaksikan Walikota Solo, Joko Widodo itu, kerusuhan dipicu oleh pertikaian Nova dan Bernard saat pertandingan kedua kesebelasan tengah berlangsung. Namun tak jelas siapa yang memulai keributan, karena ketika insiden terjadi mata penonton banyak tertuju di lapangan sebelah utara (ke arah bola). Sedangkan saat itu Nova dan Bernard berada di posisi selatan.
Wasit I Made Mudita dari Bali mengungkapkan saat terjadi insiden, dia tengah fokus ke pemain GU, Javier Rocha yang sedang terjatuh.
”Tiba-tiba ada pemain bersitegang. Saya ke asisten wasit I, Kustana dan dia juga mengatakan tidak melihat pemukulan. Kedua pemain itu langsung telah saya beri kartu kuning,” katanya. Sedangkan Nova mengungkapkan sebelum dipukul dia mendatangi Mamadao karena pemain asing itu tidak melakukan tendangan fair play seusai terjadi insiden kecil.
”Saat saya tegur, dia langsung memukul. Saya sempat emosi dan mengejarnya, tapi tidak sempat memukul karena langsung dilerai,” ujarnya.
Pemeriksaan kedua pemain tidak terlepas dari pernyataan Kapolda di stadion sebelum pertarungan kedua kesebelasan dimulai. Dia mengingatkan akan menindak tegas pemain, wasit, penonton atau siapapun yang memicu kerusuhan di lapangan. Kapolda menandaskan hal itu guna meningkatkan kualitas persepakbolaan di Indonesia.
Pertikaian antara Nova dan Bernard terjadi pada babak kedua ketika kedudukan sementara 1-0 untuk Persis. Keduanya memicu pemain lain belarian ke lapangan bagian selatan, di mana Nova tergeletak. Tak lama kemudian sejumlah aparat kepolisian yang menjaga ketat laga itu ikut melerai kejadian tersebut. Beruntung pendukung dari kedua kesebelasan masih tertib, tidak masuk lapangan, sehingga polisi tak direpotkan dengan keributan yang meluas.
Turun ke lapangan
Namun kejadian di tengah lapangan itu belum rampung, karena pemain kedua kesebelasan masih bersitegang. Akhirnya, Kapolda yang semula duduk di bangku VVIP langsung turun ke lapangan ikut memberi instruksi kepada anggotanya agar menganmankan kedua pemain yang terlibat keributan.
Nova yang memegangi pelipis kiri karena mengaku dianiaya Bernard sempat digelandang polisi untuk diamankan. Tetapi pelatih Persis Eduard ”Edu” Tjong yang mengetahuinya langsung berlari merebutnya dan menyuruh Nova melanjutkan permainan, karena pertarungan kedua kesebelasan papan bawah ini belum rampung.
Kubu kedua kesebelasan sempat protes atas tindakan polisi tersebut. Karena mereka menilai keributan itu masih di lapangan dan pertandingan masih berjalan. Namun Kapolda bersikukuh melarang pertarungan kedua tim dilanjutkan sebelum kedua pemain yang dinilai mengawali keributan diganti.
”Jangan dilanjutkan dulu sebelum kedua pemain itu diganti,” tegas dia.
Dia berpendapat pihaknya mempunyai wewenang menghentikan suatu pertandingan atau pertunjukan jika terjadi keributan. Karena dia tak ingin mendekati Pemilu ini stabilitas keamanan di Jateng terganggu.
”Saya sendiri sebenarnya pencinta sepakbola. Wong saya dulu juga main bola, tetapi saya tidak ingin setiap pertandingan ada kerusuhan. Saya ingin kualitas sepakbola di Indonesia meningkat,” tegas Kapolda.
Sementara itu Direktur Kompetisi Badan Liga Sepakbola Indonesia (BLI) Joko Driyono mengatakan PSSI akan melihat perkembangan kasus tersebut. Jika para pemain dihadapkan pada kasus hukum, maka PSSI, kata dia, akan menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan di lapangan dan akan mendampingi mereka secara penuh.
Nova dan Bernard akhirnya tetap diperiksa polisi di Mapoltabes Solo. Bernard dibawa ke Mapoltabes didampingi Sekretaris Manajer GU, Jabir. Tak lama kemudian Nova menyusul ke Mapoltabes didampingi Sekretaris Manajer Persis Abraham ”Bram” EWT dan salah seorang Panpel, Sareh S dan Heri Isrianto.

Insiden Sriwedari

Insiden terjadi 20 menit jelang laga berakhir.
Tanpa diketahui jelas, pemain Persis Nova Zaenal tergeletak tak jauh dari pemain Gresik Bernard Mamadou.
Pemain kedua kesebelasan menghampiri lokasi kejadian.
Disusul saling kejar dan dorong.
Kapolda Jateng, Kapolwil Surakarta dan Ketum Persis turun ke lapangan untuk meredam situasi.
Kedua pemain tetap saling kejar dan dorong.
Puluhan petugas keamanan masuk lapangan, laga tertunda sekitar 10 menit. - Oleh : Iskandar, Dewan Wahyudi, Danang Nur Ihsan(espos)

0 komentar:

1