Jangan pernah takut menjadi merahTeringat sebuah film karya Arum T. Dayuputri “ojo wedi dadi abang” jangan pernah takut menjadi merah. Film yang menceritakan tentang seorang maryadi gondrong dan salah satu pasoepati crayon tentang kenapa dia memilih pasoepati. Kebanggan mereka memakai kaos merah untuk bernyanyi dimanahan dan stadion manapun dikala persis berlaga. Kebanggan itu pula yang selalu diusung oleh nacha (admint pasoepati.net) untuk merelakan diri meluangkan waktu untuk terus berkarya dengan website ini. Menyempatkan untuk terus mengupdate segala macam kegiatan tentang pasoepati dan persis diselal sela tugas mengajar nya.


Dalam sebuah wawancara dengan media lokal Arum mengaku kurang tertarik dengan sepakbola akan tetapi melihat pasoepati kekurang”sreg”an nya dengan sikulit bundar itu berangsur hilang. Bahkan akhirnya pasoepati difilmkan dia dalam sebuah film dokumenter. Bukan hanya partai kandang yang diabadikan Mahasiswa Jurusan Komunikasi Massa Fisipol Universitas Sebelas Maret (UNS) ini. Bahkan partai tandang pun dilakoni arum untuk mendapatkan gambar gambar dari aksi pasoepati. Total 13 kaset video yang ia habiskan untuk membuat film dokumenter ini.
Berbeda dengan nacha dan arum hendra salah satu pasoepati yang tinggal di jepang tetap mendukung persis walaupun ia ada jauh dinegeri orang, hampir sama dengan hendra, dika salah satu pasoepati korwil karanganyar harus merelakan di hari ulangtahunnya berkado pahit dengan kekalahan persis dikandang.
Rentetan loyalitas pasoepati diatas membuktikan kalau pasoepati bukan hanya suporter pasoepati adalah “nafas” hidup mereka. Wajar jika kekecewaan membayangi para suporter yang berartikan Anak panah sakti milik Arjuna, yang diberikan oleh Betara Guru untuk mengalahkan Niwatakaca.
Belum Terlambat
Lebih baik terlambat atau tidak sama sekali itu sebuah pepatah yang digunakan untuk mengupayakan apapun itu dengan kerja keras. Kekalahan 3 kali ini membuat seluruh awak tim maupun suporter benar benar dalam kondisi yang down, sama halnya mungkin ketika Final Piala Champions 2005 ketika Milan dengan jumawanya mengungguli liverpool dengan 3 gol tanpa balas di babak pertama partai final tersebut. Keunggulan yang sudah membuat seluruh skuad milan merasa diatas angin dan meruntuhkan seluruh moral para anfield gank. Entah apa yang diucapkan rafael benites kala itu di ruang ganti. Di babak kedua kerja keras gerard dan kawan kawan membuat liverpool akhirnya bisa menyamakan kedudukan dan berbalik unggul ketika adu pinalti. Satu kata untuk permainan itu Fantastis. Demikian juga dengan persis rehat waktu puasa semoga bisa dimanfaatkan persis untuk terus berkreasi menciptakan sebuah tim muda solid di tengah persaingan yang ketat di liga divisi utama ini. Dan setelah kompetisi dimulai lagi spirit untuk menang itu akan muncul kembali.Yang Muda Yang Berprestasi
Solidaritas Suporter.
Kapanpun, dimanapun, kondisi apapun pasoepati tak akan berhenti mendukung mu.
Arista budiyono
Sekretaris pasoepati jabodetabek
Pengelola www.pasoepati.co.cc