Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan. Hal itu hanya dapat diraih dengan pengertian.
Einstein
15 Mei 2 tahun yang lalu sekelompok "Suporter Cyber" demikian penulis menyebut, telah membuat suatu wadah bagi para Netter dari tiap Supporter di Tanah air dengan sebuah Komunitas baru yang didasarkan pada pada Persahabatan & Persaudaraan dikalangan supporter di Indonesia. Cornel demikian nama sebuah wadah tersebut. sebuah kepanjangan dari Community Relationship Netter Liga Indonesia. dan kemarin Cornel mengadakan gathering pertama mereka di Villa Mulya Sari Puncak. dan brikut sekilas pandang tentang gathering tersebut
Masih Ada, mungkin slogan acara Zona 80 di salah satu TV swasta ini adalah kata yang tepat untuk mengibaratkan gathering cornel kemarin. dihadiri oleh beberapa kelompok suporter dari berbagai daerah antara lain bandung, jakarta, tangerang, Semarang, solo bahkan Menado. Gathering yang berlangsung tanggal 8 - 9 November kemarin benar benar luar biasa meriah. Games, Diskusi, pembagian door prize dan berbagai acara lainnya terasa masih kurang bagi para peserta. terlihat sekali bagaimana sebuah kesatuan tercipta ketika games Futsal dan Mencari koin di kolam renang. tidak ada warna dan daerah yang membedakan ketika kemarin mereka berkumpul. hanya untuk sebuah nama Indonesia.
menilik sejarah kebelakang, cornel merupakan sebuah embrio persatuan antar suporter yang diwujudkan dari sebuah dunia maya, dunia tanpa identitas, dunia yang lebih memerlukan bayak kesabaran terutama soal hujatan hujatan yang mengatasnamakan ini dan itu. keberadaan cornel mulai menggeliat ketika akan diadakan piala Asia Tahun 2007 kemarin. Mengusung tag line "One Unity for Indonesia" cornel turut serta memerah putihkan GBK. menanggalkan atribut tim, mengesampingkan identitas suporter masing masing untuk sebuah keseragaman "Indonesia"
Dan Gathering cornel kemarin adalah pembuktian akan eksisnya Cornel, walaupun memang tidak semua suporter hadir akan tetapi spirit, semangat, dan tenaga itu masih ada. ketika ASSI hanya seumur jagung, Cornel mencoba untuk tetap survive.
teringat sebuah tulisan Bambang Haryanto ketika memperingati 8 tahu hari suporter juni kemarin
Antara lain berbunyi, “Suporter Indonesia = Useful Idiots ?” sampai “Suporter Indonesia, Suporter Myopia.” Katakanlah itu gugatan kami, kepada diri kami sendiri. Karena kami selama ini menderita myopia, cadok, rabun dekat. Kita hanya mampu melihat hal-hal yang dekat, misalnya hanya memompa fanatisme terhadap klub berdasarkan primodialisme yang berlebihan, bahkan rela dibela dengan nyawa ketika konflik antarsuporter terjadi.
Sampai timbul tesis bahwa konflik antarsuporter itu sengaja dipelihara, karena dapat “dibisniskan” dalam bentuk ajang pertemuan antarsuporter, membuat deklarasi ini dan itu, dan ketika waktu berjalan semua hal itu mudah terlupakan. Ingat, bangsa kita adalah bangsa yang pelupa. Lalu ketika muncul konflik antarsuporter lagi, terlebih lagi dengan munculnya korban jiwa, maka siklus bisnis itu berjalan kembali. Kecadokan suporter kita dipelihara untuk meraih keuntungan fihak tertentu. Akibatnya kemudian, kita menjadi tak hirau dengan apa yang terjadi di Senayan. Di kantor PSSI.selama ini.
Mungkin ada benarnya Ucapan dari Pak bambang. sebagaimana pernah Penulis tulis di artikel beri kami kuota, kami beri cinta cornel mungkin berupaya untuk tetap terus merubah pola pandang terhadap perbedaan. Benar kata einstein diatas "Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan. Hal itu hanya dapat diraih dengan pengertian" menang ora umuk, kalah ora ngamuk sebuah kredo untuk seorang satria. dan cornel masih akan ada untuk menciptakan ksatria ksatria itu.
Untuk foto foto Gathering masih menunggu Upload dari sang juragan pembawa kamera.............