Tuesday, November 18, 2008

Bisnis Baru PSSI

PSSI Panen Hasil Denda Rp 1,4 Miliar selama Putaran I ISL
Putaran pertama Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 ternyata tak hanya dihiasi dengan tingginya produktivitas gol. Tapi, paro musim pertama kasta tertinggi kompetisi sepak bola nasional itu juga diwarnai banjir denda. Tak kurang dari Rp 1,4 miliar yang dikeruk PSSI dari denda tersebut. Lalu, ke mana larinya uang itu?

Banjir denda itu sudah mengalir deras di pekan perdana ISL edisi pertama tersebut. Sebanyak Rp 250 juta denda dijatuhkan oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI pada pekan perdana ISL.

Rinciannya, ada empat pemain yang masing-masing dibebani denda Rp 50 juta. Mereka adalah Johan Ibo (Pelita Jaya Jawa Barat), Isnan Ali (Sriwijaya FC Palembang), serta dua striker Persipura Jayapura, Alberto "Beto" Goncalves dan Ernest Jeremiah. Sisanya merupakan denda Rp 30 juta untuk panpel Sriwijaya FC dan Rp 20 juta kepada Persela Lamongan.

Panen denda itu ternyata tidak berhenti sampai di situ. Seiring dengan makin panasnya persaingan di ISL, pelanggaran meningkat. Hasilnya, komdis makin tak terbendung dalam menjatuhkan sanksi. Denda demi denda dijatuhkan oleh komdis kepada hampir semua kontestan ISL.

Hingga putaran pertama ISL berakhir, tak kurang dari Rp 1,4 miliar didulang PSSI dari hasil denda. "Yang terjadi itu disebabkan beberapa pihak (pemain, klub, dan ofisial, Red) belum sadar akan kedisiplinan dan aturan sepak bola. Itu fakta hukum," sebut Hinca Pandjaitan, ketua komdis, kemarin (17/11).

Denda terbesar harus diterima Persik Kediri. Macan Putih -julukan Persik- harus membayar denda Rp 290 juta. Di belakang Persik, ada Persipura Jayapura. Tim berjuluk Mutiara Hitam tersebut diganjar denda Rp 215 juta. Tim yang juga harus merogoh kocek dalam-dalam adalah Persib Bandung dan Arema Malang. Persib dikenai denda Rp 175 juta, sedangkan Arema dijatuhi denda Rp 150 juta.

"Masak jumlahnya sebesar itu. Kami sih belum menghitung. Tapi, taksiran kami sekitar Rp 600 juta, tidak sampai menembus angka Rp 1 miliar," kata Deputi Sekretaris Jenderal Bidang Keuangan PSSI Achsanul Qosasi.

Besarnya jumlah denda itu memang patut dipertanyakan. Namun, yang tidak kalah penting, sudah berapa uang denda yang telah diterima PSSI? Selain itu, tentu pertanyaan mengenai ke mana larinya uang tersebut?

Menurut Achsanul, sampai kemarin uang yang masuk ke rekening PSSI baru sekitar Rp 400 juta. Artinya, belum sampai separo dari total denda yang dikeruk otoritas sepak bola nasional itu dari hasil putusan komdis.

"Memang belum semuanya membayar. Untuk itu, nanti kami memotong uang hak siar mereka yang belum membayar denda," ujarnya.

Beberapa klub memang mengaku belum sepenuhnya membayar denda komdis. Utamanya, denda yang menjadi beban pemain. Contohnya Persik. Mereka baru sebatas membayar denda untuk klub.

"Yang berkaitan dengan denda klub sudah kami bayar. Sedangkan denda individu pemain merupakan tanggung jawab mereka," tutur Iwan Budianto, manajer Persik.

Hal sama disampaikan oleh Arema. "Sepanjang itu denda komdis, kami sudah membayar. Hanya, kami masih bicarakan mekanisme pembayaran denda untuk (Emille) Mbamba," ungkap M. Taufan, asisten manajer Arema.

Meski belum semua membayar denda, uang yang kini masuk kantong PSSI tetap patut diperhatikan, terutama menyangkut kegunaan uang tersebut.

Sebab, seperti diketahui, saat ini PSSI terbelit banyak kasus utang. Contohnya utang kepada Hotel Kaisar, Jakarta, yang tidak kurang dari Rp 500 juta. Selain itu, utang kepada persewaan bus, rental mobil, dan laundry yang jumlahnya mencapai Rp 200 juta.

"Uang hasil denda tidak kami gunakan untuk operasional, melainkan kegiatan yang berkaitan dengan kompetisi, seperti penyegaran wasit," tutur Achsanul.

Dia menambahkan, uang tersebut juga dipakai untuk membiayai transportasi pihak-pihak tertentu guna menghadiri sidang komdis. Menurut dia, hampir separo dari uang hasil sidang komdis itu digunakan untuk hal tersebut.

"Pengalaman kami, sejauh ini, untuk menghadiri sidang komdis, kami datang dengan biaya sendiri. Tapi, biaya perangkat pertandingan bisa jadi ditanggung PSSI. Tapi, masak jumlahnya sebesar itu?" lanjut Taufan. [jpnn]

0 komentar:

1