Hari ini, Sabtu, 19 April 2008, PSSI tepat berusia 78 tahun. Usia itu tentu menunjukkan kematangan sebuah organisasi. Rentang waktu tersebut juga sarat dengan prestasi dan pengalaman. Tapi sayang, kesan itu justru jauh dari PSSI di usianya yang semakin tua.
Otoritas sepak bola nasional itu malah berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Wajah PSSI justru banyak tercoreng. Bahkan, boleh dibilang, PSSI saat ini berada dalam titik nadir. Sebab, beragam masalah menerpa mereka.
Dua hari lalu, Bendahara PSSI Hamka Yandhu dijebloskan ke penjara. Hamka yang juga anggota komite eksekutif PSSI itu ditahan lantaran diduga menerima suap aliran dana Bank Indonesia (BI) Rp 31,5 miliar. Penangkapan Hamka tersebut jelas menambah daftar petinggi PSSI yang masuk bui.
Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Nurdin Halid lebih dahulu dijebloskan ke balik jeruji besi. Nurdin dipenjara karena kasus korupsi distribusi minyak goreng. Karena Nurdin tidak mau mundur dari kursi ketua umum PSSI, organisasi itu pun dipimpin dari penjara. Hingga hari ini, tercatat sudah tujuh bulan PSSI dikendalikan dari bui.
"Sesuatu yang ironis tentunya. Apalagi, PSSI adalah organisasi olahraga terbesar di Indonesia," kata Eddi Elison, pengamat sepak bola nasional.
Sebagai organisasi terbesar dan punya banyak anggota, PSSI memang tak selayaknya dipimpin dari penjara. Apalagi, agenda sepak bola nasional sangat banyak. Selain itu, Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) yang menjadi induk PSSI melarang anggotanya dipimpin seorang kriminal.
Hal itu seperti tertuang dalam standar statuta FIFA pasal 32 ayat 4. Di situ disebutkan bahwa pengurus organisasi sepak bola harus orang yang aktif di sepak bola serta tidak tersangkut masalah kriminal. "Tapi, perlu diingat bahwa apa yang terjadi dengan mereka kan tidak bersangkutan dengan organisasi PSSI," dalih Nugraha Besoes, sekretaris jenderal (Sekjen) PSSI.
Nurdin dan Hamka dipenjara. Bukan itu saja yang menjadikan ulang tahun ke-78 PSSI kelabu. Lebih dari itu, PSSI saat ini juga berada dalam ancaman FIFA. Jika tak segera merampungkan perintah FIFA, PSSI sangat mungkin bakal dicoret dari keanggotaan FIFA.
Saat ini, FIFA memerintahkan dua hal kepada PSSI. Induk organisasi sepak bola Indonesia harus segera merampungkan revisi pedoman dasarnya. Pada 4 Mei nanti adalah batas akhir penyelesaian revisi tersebut. Dalam hitungan mundur, PSSI kini hanya punya waktu 16 hari.
Selain merampungkan revisi pedoman dasar, PSSI diharuskan memilih ulang kepengurusan. FIFA melalui Federasi Sepak Bola Asia (AFC) men-deadline 4 Agustus. "Kami tentu tidak ingin disanksi FIFA. Karena itu, sekarang kami fokus untuk segera merampungkan revisi pedoman dasar. Jika itu selesai, kami tentu akan memilih ulang kepengurusan," tutur Nirwan Bakrie, wakil ketua PSSI.
"Tidak ada pilihan lagi memang buat PSSI, selain segera menyelesaikan perintah FIFA," kata As Fatah, sekretaris Persekabpas Pasuruan.
Nah, untuk bisa segera merampungkan perintah FIFA tersebut, hari ulang tahun PSSI kali ini tentu patut dijadikan momentum. PSSI harus bisa menjadikan hari ini sebagai cermin untuk merenungkan kembali makna didirikannya PSSI.
"Pengurus PSSI harus menjadikan hari ulang tahun ini untuk merenungkan kembali cita-cita pendiri PSSI. Mereka ingin menjadikan sepak bola Indonesia dihormati sekaligus disegani di dalam maupun dunia internasional," jelas Tondo Widodo, pengamat sepak bola nasional.
0 komentar:
Post a Comment