Tuesday, December 25, 2007

PERAN MEDIA SUPORTER



Peran media suporter (oleh adhi hammaz)
Seiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi dan derasnya informasi yang kita peroleh setiap hari, membuat seluruh insan di jagad raya ini berlomba-lomba untuk bisa secepat mungkin mendapat berbagai "pengetahuan" yang telah dan sedang terjadi. Tak terkecuali para pecinta bola tanah air, khususnya pengagum klub-klub bola di Jateng dan DIY. Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia XIII yang sebentar lagi bergulir, tidak hanya membuat klub-klub Jateng-DIY semakin serius "berbenah", namun juga meningkatkan tensi persaingan "pemain ke-12" mereka, yaitu para pendukung fanatiknya, untuk bisa all out memberikan support kepada tim kesayangan.
Tradisi dan budaya Jawa yang selalu mengedepankan sopan santun dan keramahan seakan dipaksa "lenyap sesaat" oleh gengsi antar daerah. Beberapa peristiwa yang telah terjadi di blantika suporter sepakbola Jateng-DIY, membuat kita sebagai salah satu elemen yang "berpengaruh" dan bermartabat, mau tidak mau harus berupaya sekuat tenaga, pikiran dan biaya, untuk bisa meningkatkan pamor Jateng_DIY sebagai kiblat suporter sepakbola nasional. Salah satu jalur untuk "menaikkan" image suporter adalah adanya media suporter masing-masing daerah. Pendekatan melalui media massa dan elektronik saat ini sudah bukan menjadi cara "langka" bagi kelompok suporter untuk bisa terlihat eksis dan menambah "bobot" mereka. Semakin maraknya kelompok suporter Jateng-DIY yang merilis eksistensi mereka dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi seperti ; meluncurkan website resmi komunitas mereka, membuat grup band dan memasarkan albumnya, dan lain-lain, patut kita acungi jempol. Bukti bahwa kreativitas mereka tidak hanya di pinggir lapangan. Sebagai contoh, langkah rekan-rekan Slemania yang "menelorkan" ide mereka yang "melahirkan" website resmi Slemania di www.slemania.or.id , memancing semangat beberapa komunitas suporter lain di Jateng-DIY, untuk menirunya. Meskipun sebelumnya mungkin ada beberapa kelompok suporter lain yang telah "mendahului", namun tidak se-eksis Slemania. Lahir kemudian www.pasoepati.org (Pasoepati Solo), www.panserbiru.com (Panser Biru Semarang), www.paserbumi.com (Paserbumi Bantul), www,brajamusti.org (Brajamusti Jogjakarta) dan lain-lain. Pantas jika Slemania menyandang gelar Suporter Terbaik 2005 versi salah satu stasiun Televisi Swasta tanah air, dan sedikit berbangga setelah masuk dalam daftar 100 situs terbaik di Indonesia. Banyak pelajaran berharga yang kita peroleh melalui media suporter yang satu ini. Terbukti, dengan hadirnya "jalur" tersebut, mampu meminimalisir gesekan antar suporter wilayah Jateng-DIY. Dan yang tak kalah penting, media teknologi internet sebagai wadah pembelajaran bagi suporter untuk bisa meningkatkan "kapasitas" mereka tentang teknologi informasi, dengan harapan, mampu menunjukkan kesan bahwa suporter Jateng-DIY bukan kumpulan orang-orang yang gaptek alias gagap teknologi. Semoga dengan seringnya kita semua berkomunikasi dan berinteraksi, hal-hal yang selama ini dianggap sebagai "hambatan", sedikit demi sedikit bisa terselesaikan. Pepatah mengatakan, "Ibarat padi, semakin berisi, semakin merunduk". Semakin banyak akal dan pikiran kita menerima hal-hal yang positif, semakin kita jauh dari tindakan-tindakan yang merugikan persepakbolaan Jateng-DIY khususnya, dan Indonesia umumnya. Hormat saya, M.Fajar Adhy N (Ketua Umum Pasoepati Cyber Indonesia) Seiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi dan derasnya informasi yang kita peroleh setiap hari, membuat seluruh insan di jagad raya ini berlomba-lomba untuk bisa secepat mungkin mendapat berbagai "pengetahuan" yang telah dan sedang terjadi. Tak terkecuali para pecinta bola tanah air, khususnya pengagum klub-klub bola di Jateng dan DIY. Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia XIII yang sebentar lagi bergulir, tidak hanya membuat klub-klub Jateng-DIY semakin serius "berbenah", namun juga meningkatkan tensi persaingan "pemain ke-12" mereka, yaitu para pendukung fanatiknya, untuk bisa all out memberikan support kepada tim kesayangan. Tradisi dan budaya Jawa yang selalu mengedepankan sopan santun dan keramahan seakan dipaksa "lenyap sesaat" oleh gengsi antar daerah. Beberapa peristiwa yang telah terjadi di blantika suporter sepakbola Jateng-DIY, membuat kita sebagai salah satu elemen yang "berpengaruh" dan bermartabat, mau tidak mau harus berupaya sekuat tenaga, pikiran dan biaya, untuk bisa meningkatkan pamor Jateng_DIY sebagai kiblat suporter sepakbola nasional. Salah satu jalur untuk "menaikkan" image suporter adalah adanya media suporter masing-masing daerah. Pendekatan melalui media massa dan elektronik saat ini sudah bukan menjadi cara "langka" bagi kelompok suporter untuk bisa terlihat eksis dan menambah "bobot" mereka. Semakin maraknya kelompok suporter Jateng-DIY yang merilis eksistensi mereka dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi seperti ; meluncurkan website resmi komunitas mereka, membuat grup band dan memasarkan albumnya, dan lain-lain, patut kita acungi jempol. Bukti bahwa kreativitas mereka tidak hanya di pinggir lapangan. Sebagai contoh, langkah rekan-rekan Slemania yang "menelorkan" ide mereka yang "melahirkan" website resmi Slemania di www.slemania.or.id , memancing semangat beberapa komunitas suporter lain di Jateng-DIY, untuk menirunya. Meskipun sebelumnya mungkin ada beberapa kelompok suporter lain yang telah "mendahului", namun tidak se-eksis Slemania. Lahir kemudian www.pasoepati.org (Pasoepati Solo), www.panserbiru.com (Panser Biru Semarang), www.paserbumi.com (Paserbumi Bantul), www,brajamusti.org (Brajamusti Jogjakarta) dan lain-lain. Pantas jika Slemania menyandang gelar Suporter Terbaik 2005 versi salah satu stasiun Televisi Swasta tanah air, dan sedikit berbangga setelah masuk dalam daftar 100 situs terbaik di Indonesia. Banyak pelajaran berharga yang kita peroleh melalui media suporter yang satu ini. Terbukti, dengan hadirnya "jalur" tersebut, mampu meminimalisir gesekan antar suporter wilayah Jateng-DIY. Dan yang tak kalah penting, media teknologi internet sebagai wadah pembelajaran bagi suporter untuk bisa meningkatkan "kapasitas" mereka tentang teknologi informasi, dengan harapan, mampu menunjukkan kesan bahwa suporter Jateng-DIY bukan kumpulan orang-orang yang gaptek alias gagap teknologi. Semoga dengan seringnya kita semua berkomunikasi dan berinteraksi, hal-hal yang selama ini dianggap sebagai "hambatan", sedikit demi sedikit bisa terselesaikan. Pepatah mengatakan, "Ibarat padi, semakin berisi, semakin merunduk". Semakin banyak akal dan pikiran kita menerima hal-hal yang positif, semakin kita jauh dari tindakan-tindakan yang merugikan persepakbolaan Jateng-DIY khususnya, dan Indonesia umumnya. Hormat saya, M.Fajar Adhy N (Ketua Umum Pasoepati Cyber Indonesia)

0 komentar:

1