Thursday, June 19, 2008

semoga peris tidak seperti PSIM

Gara-gara pencarian dana tak memenuhi target, selain defisit anggaran cukup besar, nasib PSIM Jogja kini berada di ujung tanduk. Bahkan jika dana bantuan dari APBD 2008 tidak bisa cair, maka tim kebanggaan masyarakat Jogja ini terancam bubar dan absen dari Kompetisi Ligina 2008/2009.


Begitu mendapat penjelasan dari manajemen tentang kondisi keuangan PSIM itu, Pelatih PSIM Daniel Roekito pun menghentikan latihan untuk sementara dan mengumpulkan para pemainnya. Daniel membubarkan pemain-pemain dari luar daerah dan membebaskannya mencari klub lain. Ditambahkan Daniel, sebenarnya latihan saat ini sudah sampai pematangan taktik permainan.
Bahkan sudah merencanakan ujicoba pada 21, 23, 25 dan 29 Juni mendatang. Di antara pemain dengan pelatih juga sudah terjalin ikatan emosional. Selanjutnya Daniel akan melihat perkembangan dan berkoordinasi dengan pihak manajemen. Latihan kemungkinan akan dilaksanakan lagi minggu depan, namun hanya diikuti pemain-pemain dari lokal Kota Jogja saja. Sedangkan Manajer PSIM Imam Priyono menjelaskan, mengingat penggalangan dana masyarakat maupun sponsor belum seperti diharapkan, PSIM akhirnya tetap menggantungkan cairnya dana bantuan dari APBD 2008.
Pada kesempatan itu hadir pula Ketua Umum PSIM Drs Agus Purwanto, Pelatih PSIM Daniel Roekito, Finance Officer PSIM KMT A Tirtodiningrat dan Tony Kusnanto dari Pengcab PSSI Kota Jogja.Dari analisa perhitungan pendanaan PSIM untuk mengikuti Ligina 2008/2009, maka bantuan dari APBD adalah suatu keharusan karena pendanaan dari masyarakat dan sponsor relatif kecil dan tidak cukup untuk mendanai PSIM dalam mengikuti kompetisi,” jelas Imam.
Meski dana APBD ini belum bisa cair, berdasarkan rapat koordinasi antara manajemen klub PSIM, Yayasan Olahraga Yogyakarta (Yogaya) dengan Pemkot Yogya, PSIM tetap akan melanjutkan persiapan mengikuti kompetisi sampai kepastian lebih lanjut ada tidaknya perubahan kebijakan dari pemerintah dan PSSI.
Namun karena dana PSIM saat ini sudah defisit hanya tergantung pada sumbangan-sumbangan individu khususnya dari Walikota Jogja Herry Zudianto, maka dinamika kelanjutan persiapan PSIM akan disesuaikan dengan besarnya sumbangan individu yang masuk khususnya diharapkan dari tokoh-tokoh pecinta sepakbola. ”Defisitnya sudah mencapai sekitar Rp 147 juta. Pak Wali sendiri sudah mengeluarkan uang pribadinya sekitar Rp 100 juta. Sehingga untuk saat ini PSIM tidak mampu lagi menyediakan fasilitas dan operasional pemain di Wisma PSIM. Dalam kondisi seperti ini kami mengajak semua komponen terutama para pecinta PSIM untuk bersama-sama memikirkan kelangsungan PSIM.
Manajemen sendiri tetap akan fight mengupayakan agar PSIM tetap bisa eksis,” tandas Imam. Agus Purwanto menambahkan, penggalangan dana dari masyarakat lewat penjualan tiket terusan tetap diteruskan sampai ada kepastian jadwal kompetisi dan tersedianya dana untuk mengikuti kompetisi.
Semula penjualan tiket ini hanya sampai, Kamis (12/6) kemarin dan dana yang masuk baru berjumlah Rp 25.150.000. PSIM mengusulkan tetap diperbolehkannya bantuan APBD untuk klub sepakbola dengan syarat, ada batasan persentase maksimal dari APBD masing-masing daerah dan ada batas maksimal jumlah rupiah untuk setiap tingkatan kompetisi.
Secara bertahap, misal 5 atau 10 tahun, menurunkan persentase dan jumlah maksimal rupiah yang dapat dibantu dari APBD. Setiap klub wajib membuat laporan pertanggungjawaban keuangan yang diaudit oleh pihak independen. Klub Liga Utama tidak diperbolehkan mengontrak pemain asing.

1