Monday, December 29, 2008

Vietnam Juara Piala AFF 2008

Sungguh dramatis akhir AFF Suzuki Cup 2008. Didominasi Thailand dan tertinggal 0-1, Vietnam tampil sebagai juara berkat gol yang mereka ciptakan di menit terakhir pertandingan.

Dalam laga pamungkas di My Dinh National Stadium, Hanoi, Minggu (28/12/2008), Vietnam menjadi pemenang kompetisi setelah bermain 1-1 melawan Thailand.

Hasil seri ini sudah cukup buat mereka karena di pertandingan pertama di Bangkok tim asuhan Henrique Calisto unggul 2-1.

Yang menjadikan laga ini sangat dramatis adalah karena Thailand berhasil unggul lebih dulu melalui gol Teerasil Dangda di menit 21. Itu berarti skor agregat menjadi sama kuat 2-2.

Gol tersebut sekaligus membuat kepercayaan diri tim tamu bertambah besar. Mereka pun berhasil mendominasi permainan khususnya di hampir sepanjang babak kedua.

Sementara itu Vietnam tampak tertekan dengan keadaan. Mereka harus pontang panting mengamankan wilayah pertahanannya dari serbuan para pemain Thailand. Di menit 89 sebuah serangan lawannya nyaris menghancurkan semuanya kalau saja tidak dihalau seorang bek dari garis gawang.

Ketika pertandingan sepertinya akan dilanjutkan dengan extra time, Vietnam mendapat hadiah tendangan bebas di menit ketiga injury time. Yang luar biasa, Le Cong Vinh berhasil menyundul bola dalam posisi membelakangi gawang, dan bola melayang ke pojok kiri gawang Thailand tanpa bisa dihentikan kiper.

Gol tersebut langsung "meruntuhkan" stadion. Seluruh pemain dan ofisial Vietnam, dan apalagi puluhan ribu suporternya, menjadi histeris dengan gol yang memastikan kemenangan mereka menjadi juara. Pasca gol itu pertandingan bahkan tak dilanjutkan lagi karena wasit langsung meniup peluit panjangnya.

Ini adalah kali pertama Vietnam menjuarai kompetisi antarnegara ASEAN, yang dulunya bernama Piala Tiger. Thailand dan Singapura tetap menjadi tim yang paling sering juara sebanyak tiga kali.

Wednesday, December 24, 2008

Hadapi Pra-Piala Asia 2011, Bendol Panggil 27 Pemain

Benny Dolo memanggil 27 pemain untuk Pelatnas Pra-Piala Asia 2011 yang akan dimulai pada 27 Desember di Sawangan, Depok, Jawa Barat.

Dalam rilis resminya yang dikeluarkan, Selasa (23/12), Benny Dolo memanggil beberapa muka baru dan membuang dua pemain lama dari skuad Piala AFF kemarin, yaitu Usep Munandar dan Fandy Mochtar.
Untuk mengisi posisi yang ditinggalkan dua pemain tersebut, Benny Dolo memanggil dua pemain belakang kaya pengalaman Ricardo Salampessy dan Maman Abdurahman.

Selain Ricardo Salampessy dan Maman Abdurrahman, Benny Dolo juga memanggil dua pemain muda asal klub PSM Makassar, Djayusman Triadi dan Rachmat Latif, yang tampil memesona bersama timnas U-21 di Piala Kemerdekaan.

Di lini tengah, Benny Dolo hanya menambahkan tiga pemain baru, yakni Pieter Rumaropen, Hariono dan Boaz Solossa. Khusus Boaz, pemanggilannya kali ini diproyeksikan untuk mengisi posisi gelandang sayap kiri. Sedangkan Pieter Rumaropen akan bersaing mendapatkan posisi gelandang serang bersama Firman Utina.

Sementara itu, di posisi penjaga gawang dan barisan striker tidak ada perubahan sama sekali.

Pada Pra-Piala Asia 2011, Indonesia tergabung di Grup B bersama Australia, Oman dan Kuwait. Pertandingan perdana, Indonesia akan bertandang ke kandang Oman, 19 Januari 2009.

Rencananya, timnas akan bertolak ke Oman, 12 Januari 2009. Sebelum bertanding lawan Oman, pasukan Benny Dolo akan menggelar satu kali uji coba kontra tim lokal di Oman, yang dijadwalkan 15 Januari 2009.

Daftar Pemain Timnas Untuk Pra Piala Asia 2011:
Kiper : Markus Harison, Fery Rotinsulu, Dian Agus Prasetyo

Pemain Belakang : Ismed Sofyan, Ricardo Salampessy, Nova Arianto, Maman Abdurahman, M Robby, Charis Yulianto, Rahmat Latif, Djayusman, Isnan Ali, Erol Iba

Pemain Tengah : Arif Suyono, Ellie Aiboy, Irsyad Aras, Ponaryo Astaman, Hariono, Syamsul Chaerudin, Firman Utina, Pieter Rumaropen, M Ilham, Boaz Solossa

Pemain Depan : Bambang Pamungkas, Budi Sudarsono, TA Mushafry, Aliyudin


Oleh Ahmad Yanuar

Sunday, December 21, 2008

Indonesia Gagal Melaju Ke Final AFF Suzuki Cup 2008

Kandas sudah harapan Indonesia untuk melaju ke final AFF Suzuki Cup 2008 usai dikalahkan Thailand 1-2 dalam leg-2 Semi final di Stadion Rajamangala, Bangkok, Thailand, Sabtu (20/12). Ini merupakan kekalahan kedua bagi Indonesia dari Thailand dalam system home and away. Thailand sendiri memastikan diri tampil final setelah unggul agregat 3-1 atas Indonesia

Tampil dengan pola dan komposisi pemain yang berbeda dari sebelumnya, Indonesia sebenarnya mampu unggul lebih dulu pada menit ke-10 babak pertama melalui Nova Arianto. Kecolongan lewat gol cepat Nova tersebut, membuat Thailand langsung memborbardir serangan ke gawang Indonesia. Tim Indonesia yang kali ini menggunakan tiga stopper dalam formasi 3-5-2, harus jatuh bangun mempertahankan gawangnya dari serangan bertubi-tubi dari pemain Thailand.

Penampilan gemilang Markus Harison turut pula membantu Indonesia dalam mempertahankan keunggulan hingga usai babak pertama.

Di babak kedua, Indonesia tetap belum bisa keluar dari tekanan pemain Thailand. Praktis, tim asuhan pelatih Benny Dolo ini hanya mampu bermain bertahan. Sebaliknya dengan Thailand yang mulai melancarkan berbagai macam variasi serangan kewat umpan – umpan silang maupun tendangan jarak jauh.

Setidaknya dua tendangan bebas dihadiahkan wasit kepada Thailand akibat pelanggaran yang dilakukan pemain Indonesia beberapa meter dari kotak penalti. Beruntung tak satu pun yang berbuah gol.

Sebenarnya, di tengah tekanan yang datang bertubi – tubi, Indonesia masih sesekali melakukan serangan sporadis. Budi Sudarsono yang menerima umpan dari Mushafry berhasil mendekati gawang Thailand. Namun karena terlalu lama menahan bola, usahanya tidak terlalu mengancam gawang Thailand.

Tak lama berselang, giliran tuan rumah yang mengancam gawang Indonesia. Pada menit ke-66, Teeratep Winothai yang mendapat umpan jauh berhasil melancarkan tendangan keras di dalam kotak penalti Indonesia. Namun kali ini Markus dengan cekatan menepis tendangan Teeratep.

Namun, gol Thailand memang tinggal menunggu waktu saja. Pada menit ke-71, Teeratep Winothai akhirnya berhasil memperdaya keperkasaan Markus Harison setelah menerima umpan tarik dari Teerasil Dangda. Skor pun berubah menjadi 1-1. rubah menjadi 1-1.

Hasil imbang tidak membuat pemain Thailand berhenti melakukan serangan. berawal dari kemelut di depan gawang Indonesia, pemain Thailand, Ronnachai Rangsiwo berhasil menambah skor bagi timnya di menit ke-88. Skor berubah menjadi 2-1 untuk keunggulan Thailand.

Ketinggalan 1-2, Indonesia berupaya tampil menyerang. Perubahan taktik pun dilakukan oleh Benny Dolo. Ia memasukkan Irsyad Aras dan Arif Suyono sekaligus. Pola permainan berubah menjadi 5-4-1. Irsyad Aras ditempatkan di gelandang kiri, sementara Arif di gelandang kanan. Mereka diharapkan mampu melayani Bambang Pamungkas lewat umpan – umpan dari sayap. Namun, taktik ini tidak bisa berjalan sempurna karena pemain Thailand masih unggul dalam penguasaan bola. Hingga akhir pertandingan skor tetap tidak berubah, 2-1 untuk Thailand.

Skuad Indonesia :
Penjaga Gawang : Markus Harison

Belakang : Nova Arianto, M Roby, Charis Yulianto (c)

Tengah : Ismed Sofyan, Syamsul Chaerudin (Irsyad Aras), Ponaryo Astaman, Firman Utina, Isnan Ali

Depan : Budi Sudarsono (Bambang Pamungkas), Mushafry (Arif Suyono)

Friday, December 19, 2008

Surat untuk skuad merah putih

dear charis Dkk.
terima kasih atas perjuangan tidak kenal lelah kalian semua. yang terlah terus membawa indonesia hingga semifinal piala AFF ini. walaupun di leg pertama kemarin kita menyerah di tangan thailand. tanggal 20 nanti lagi lagi harapan kami letakkan di pundak kalian semua. semangat, kerja keras, koordinasi tim tentu akan membuat semua menjadi indah.
bukan hal mudah untuk bisa mengalahkan thailan di raja manggala. tapi aku yakin kalian bisa.
teringat beberapa cerita heroik jamn dulu yang mungkin bisa menambah semangat.

ketika piala asia tahun 1996 ketika gool canti widodo dan ronny wabia mengantarkan hasil seri dengan kuwait kala itu. lalu ketika tahun 2004 Budi dan ponaryo mencetak gol ketika menghempaskan qatar di china. dan yang masih terasa begitu digdayanya kita ketika bermain di GBK di piala asia kemarin. walaupun kalah tapi kehormatan tetap disanjungkan buat anda semua. semangat yang luar biasa pantang menyerah adalah kuncinya

thailand memang momok buat kita, tapi semua butuh awal untuk mengakhiri sesuatu dan awal itu adalah menjungkalkan thailand untuk mengakhirinya dengan kemenangan pertama kali buat kita.

apa yang bisa kita banggakan dari indonesia kalau bukan sebuah prestasi, carut marut di liga dan kepengurusan PSSI mungkin akan hilang sejenak, dengan rengkuhan prestasi dari kalian.

aku menunggumu di final nanti di Gelora Bung Karno. Stadion kebanggan kita. tempat yang paling nasionalis diantara tempat lainnya. tidak pernah semerinding DI GBK ketika menyanyikan lagu indonesia raya. dan kami masih menginginkan indonesia raya kembali berkumandang di GBK untuk mengakhiri tahun ini...


HAJAR THAILAND......

Thursday, December 18, 2008

Bakrie Brothers dan Efek Domino Sepakbola Indonesia

Oleh : Bambang Haryanto
Terpuruk di sini. Sidoarjo ikut kena dampak krisis keuangan global. Yang menjadi korban terutama mereka yang sudah tergusur, tercerabut dari tanah tercinta, akibat tanah dan rumahnya terbenam lumpur panas Lapindo. Demo mereka ke Jakarta untuk menuntut pembayaran tuntas ganti rugi, nampaknya sia-sia. Fihak Lapindo berkilah, seperti dikutip oleh BBC, krisis keuangan global telah membuat pembayaran ganti rugi itu tersendat.

Radio BBC (19/11/2008) juga mewartakan hal lain : perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia, Bumi Resources, sahamnya anjlok menjadi hanya sebesar Rp. 900-an per saham. Dalam sebulan, harga sahamnya terpangkas lebih dari lima puluh persen.

Lalu, apa hubungannya kedua berita buruk itu dengan sepakbola Indonesia ? Kedua perusahaan yang sedang bermasalah itu, baik Lapindo mau pun Bumi Resources, dimiliki oleh konglomerat Bakrie Brothers. Sedang salah satu pemilik konglomerat itu adalah Nirwan Darmawan Bakrie. Dalam peta sepakbola nasional ia boleh disebut sebagai orang kedua paling berkuasa, sesudah Nurdin Halid, dengan jabatan sebagai Ketua Badan Liga Sepakbola Indonesia (BLI).

Mental sepakbola melayu. Wartawan olahraga Kompas, Yesayas Octovianus (20/2/2006 : 31) pernah menyoroti peran dominan Nirwan di tubuh PSSI. Merujuk nama-nama pejabat yang menangani tim nasional dua tahun yang lalu itu, Yesayas menyebutnya sebagai “koncoisme” yang kental. Misalnya, untuk manajer timnas U-23, telah muncul nama Rahim Sukasah. Nama ini 15 tahun lalu adalah bos klub Pelita Jaya, yang tidak lain milik Bakrie Brothers juga.

Nirwan Bakrie, kita tahu, pernah membidani proyek mercusuar dengan Tim Primavera yang dibentuk di Genoa, Italia. Proyek ambisius ini disebut Yesayas sebagai proyek yang gagal total. Nirwan mengulangi lagi dengan mengirim timnas U-23 dengan pelatih yang eks pemain Pelita Jaya juga, Bambang Nurdiansyah, ke Belanda. Hasilnya ? Saya telah menulis surat pembaca dengan judul “Hancurnya Sepakbola Melayu” di Koran Tempo (22/11/ 2006) atau dua tahun yang lalu sebagai berikut :

Tim nasional Indonesia di bawah umur 23 tahun digunduli 6-0 di penyisihan sepakbola Asian Games 2006 di Qatar. Padahal mereka sempat berlatih 4 bulan, menghabiskan biaya 28 milyar rupiah di Belanda. Asisten pelatih Bambang Nurdiansyah seperti dikutip wartawan Kompas, Syamsul Hadi, yang ditanyai oleh BBC (20/11) mengabarkan bahwa Ferry Rotinsulu dan kawan-kawan itu bermain dengan “gaya sepakbola Melayu, bukan sepakbola Eropa.”

Apa yang ia maksud sebagai sepakbola Melayu ? Perlu penjelasan lebih lanjut. Yang pasti, dalam pertandingan tersebut dua pemain kita kena kartu merah dan enam pemain kena kartu kuning. Itukah cerminan “sepakbola Melayu” yang berarti pemain-pemain kita tidak mengindahkan peraturan bermain sepakbola yang berlaku secara universal ?

Tanggal 6/11/2006, di Solo, saya mewawancarai Ponaryo Astaman, kapten timnas senior kita, terkait pernyataan dia yang juga pernah dikutip oleh BBC. Kata Ponaryo, sepanjang menjadi pemain sepakbola dirinya tidak pernah sama sekali memperoleh sosialisasi mengenai pelbagai peraturan dalam bermain sepakbola.

Para pemain kita, ujarnya lebih lanjut dan bagi saya sangat mengherankan, mematuhi peraturan bermain sepakbola hanya berdasar pengalaman dan instink masing-masing pribadi, yaitu ketika mereka memperoleh hukuman dari wasit. Realitas yang memprihatinkan !

Hancurnya timnas U-23 di ajang Asian Games 2006 antara lain akibat hukuman dua kartu merah dan enam kartu kuning, walau mereka berlatih di Belanda 4 bulan sekali pun, hanya menunjukkan bahwa mengubah teknik dan mental pesepakbola kita bukan hal yang bisa dilakukan secara instan. Sikap mental suka ambil jalan pintas yang dianut para petinggi PSSI, terutama yang memiliki pendekatan bahwa uang menentukan segalanya, kini terantuk oleh bukti kegagalan yang benar-benar nyata. Uang bukan segala-galanya, Bung Nurdin Halid dan Bung Nirwan Bakrie. Selamat berintrospeksi.


Bitter taste of sugar daddy ! Ide-ide instan model Primavera di atas, tidak lain merupakan perwujudan sikap para sugar daddies, bos besar yang banyak uang, dalam mencoba meraih sesuatu prestasi. Upaya yang cenderung mengingkari hukum alam itu hanya memiliki satu konsekuensi yang pasti : kegagalan. Tetapi prestasi internasional memang bukan impian para petinggi PSSI itu. Tabloid BOLA (21/3/2006) mengutip pernyataan Nirwan Bakrie bahwa, “Inilah sepakbola, meski prestasi timnas kita kurang bagus, tetap saja liga tak pernah sepi.”

Ia mungkin memang benar, bahwa sepakbola kita nampak tak pernah sepi. Tetapi fondasi liga itu semata mengandalkan pada komporan sikap-sikap primordial. Fanatisme kedaerahan yang sempit. Suporter-suporter kita ibarat dipasangi kacamata kuda dengan kebanggaan tim daerahnya.

Mereka tidak tahu bahwa diri mereka ibarat boneka yang tali-talinya digerakkan dari Senayan, untuk keuntungan finansial yang mengalir kembali ke Senayan. Bila pun ada sepuluh atau seratus suporter yang mati konyol akibat bentrokan antarsuporter, hal itu dianggap sebagai hal yang “baik-baik saja” bagi rejim oligarki sepakbola Indonesia. Sepanjang industri sepakbola domestic itu mampu mengalirkan keuntungan kepada mereka.

Kini, akibat krisis finansial global, para sugar daddies sepakbola kita itu kelimpungan. Dalam posisi keuangan yang terhuyung itu maka peran dominan mereka di PSSI, diakui atau tidak diakui, cepat atau lambat, pasti juga memiliki dampak bagi persepakbolaan nasional kita. Domino pertama menunggu jatuh.

Berita lain, walau tidak langsung terkait, kita baca bahwa untuk menyelamatkan kelangsungan tim maka klub elit Persik Kediri sekarang ini bersiap menjual para pemain asing topnya. Dari klub yang sama, kita masih ingat berita mengenai upaya salah seorang pengurusnya yang mencoba melakukan bunuh diri. Bahkan mereka memutuskan untuk tidak mengikuti Copa Indonesia. Virus yang sama juga menyebar ke Solo. Karena dicekam kekuatiran tidak mampu membiayai keikutsertaannya, Persis Solo konon juga telah memutuskan untuk mangkir dari Copa Indonesia.

Sepakbola Indonesia kini gonjang-ganjing, dibelit banyak persoalan yang rumit. Di balik buih-buih busa bahasa hiperbola yang meluncur deras dari mulut-mulut reporter dan komentator sepakbola di ANTV, stasiun televise yang juga milik Bakrie, kini kuat diduga betapa bangunan keropos persepakbolaan Indonesia tinggal menanti rubuhnya saja.

Boleh jadi krisis keuangan global dewasa ini justru merupakan tsunami yang kita nantikan kedahsyatannya, berkahnya dan sekaligus manfaatnya bagi perubahan masa depan sepakbola Indonesia. Pencinta sejati sepakbola Indonesia, mampukah kita mencari inspirasi perubahan dari seorang bekas murid sekolah dasar di Menteng, yang bernama Barack Obama ?


Wonogiri, 19/11/2008

Friday, December 05, 2008

Genderang Perang AFF Suzuki Cup 2008 Telah Dimulai

Gelandang jangkar asal klub Sriwijaya FC, Wijay, tidak termasuk dalam 22 nama skuad inti Timnas Indonesia untuk AFF Suzuki Cup 2008, 5 – 28 Desember 2008. Keputusan ‘pencoretan’ pemain keturunan India ini disampaikan pelatih timnas Indonesia, Benny Dolo usai acara jumpa pers tim peserta Grup A AFF Suzuki Cup 2008 di Hotel Sultan, Jakarta.

Dalam acara jumpa pers yang dilaksanakan usai Technical Meeting ini, Benny Dolo tidak terlalu banyak berkomentar. Mantan pelatih Persita Tangerang ini hanya menegaskan bahwa seluruh pemainnya telah berada dalam kondisi siap tempur.

“ Kita memang punya persiapan yang paling sedikit dibandingkan peserta lainnya. Tapi saya yakin pemain pilihan yang ada di timnas saat ini bisa melakukan yang terbaik,” tegas Benny Dolo.

Terkait formasi yang akan diturunkan besok menghadapi Myanmar, Benny Dolo menyatakan tidak berubah dari seperti formasi inti sebelumnya.

“ Pola yang kita gunakan tetap 4-4-2 dengan kapten kesebelasan Charis Yulianto. Posisi penjaga gawang utama tidak akan bergeser dari Markus Harison. Seluruh pemain berada dalam kondisi fisik dan mental yang siap, tidak ada pemain yang cedera,” ungkap Benny Dolo.

Hanya saja, dari ucapan Benny Dolo tersirat ia masih belum memutuskan pemain yang akan menemani Firman Utina di lini tengah. Pasalnya, Syamsul Chaerudin berpeluang menggeser posisi Ponaryo Astaman.

Di tempat yang sama, pelatih Myanmar, Marco Antonio Falopa, menyatakan kesiapannya menghadapi Indonesia. Meski ia yakin pertandingan kali ini lebih berat daripada dua pertemuan sebelumnya di Myanmar.

“ Kami akan sangat mewaspadai permainan Indonesia jika bermain di kandangnya sendiri. Seperti di Piala Kemerdekaan lalu, Indonesia bisa bermain sangat cepat ditunjang oleh ball positioning yang bagus,” kata Marco Antonio Falopa.

Lebih lanjut, Falopa menyatakan bahwa timnya berada dalam kepercayaan tinggi menghadapi AFF Suzuki Cup 2008 ini. “ Dalam tiga turnamen internasional terakhir, kita selalu berhasil menembus semi final, bahkan terkahir menjadi juara di Grand Royal Challenge Myanmar. Spirit ini menjadi modal berharga bagi kita,” ungkap pelatih asal Brasil ini.

Namun, kedatangan Myanmar kali ini sebenarnya masih menyisakan sedikit masalah. Tiga pemain pilar mereka, salah satunya pemain andalah Yan Paing, masih mengalami cedera.

“ Kita akan lihat kondisi mereka sampai besok pagi,” ujar Falopa.

Sementara itu, tim juara bertahan Singapura melalui pelatihnya, Radoy Avramovich mengaku yakin bisa melewati babak penyisihan Grup A ini dengan baik. Meskipin ia tidak pernah menganggap remeh rival lainnya di grup ini.

“ Dalam sebuah turnamen, kita tidak boleh memilih-milah pertandingan. Konsentrasi penuh untuk meraih kemenangan harus ada di setiap pertadingan,” kata Radoy.

Lebih jelasnya, Radoy menampik bahwa ia lebih terfokus menghadapi laga terakhir grup A menghadapi Indonesia. Namun, melawan Kamboja pun, timnya akan bermain sepenuh hati.

Di sisi lain, pelatih Kamboja juga tetap optimis menghadapi persaingan di grup A ini. Meskipun disebut-sebut sebagai tim paling lemah, mereka tidak akan pesimistis.

“ Kita dating dengan skuad yang bermaterikan pemain muda. Sebelumnya pun, kita sudah bertemu Singapura tiga kali dengan hasil selalu kalah. Namun, kali ini akan menjadi pembuktian sejauh mana perkembangan mereka,” kata pelatih Kamboja, Prak Sovannara.

Laga perdana AFF Suzuki Cup 2008 akan dimulai dengan mempertemukan antara tim Singapura menghadapi Kamboja, Jumat (5/12) besok pukul 17:00 WIB di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Setelah itu, dilanjutkan oleh pertandingan antara Indonesia melawan Myanamr pukul 19:30 WIB. (asp)

Tuesday, December 02, 2008

Skuad merah putih di AFF Suzuki Cup 2008

daftar Skuad merah putih di AFF Suzuki Cup 2008 nanti
Di posisi penjaga gawang dipercayakan kepada Markus Harison.
Kuartet pertahanan diisi oleh Ismed Sofyan, Isnan Ali, Charis Yulianto, M Roby.
lini tengah M.Ilham, Ponaryo Astaman, Firman Utina Sedangkan Budi Sudarsono mendampingi Bambang Pamungkas di barisan depan.

berikut beritanya

Skuad Inti Timnas Sudah Terbentuk

buditrik.jpg Pelatih timnas senior, Benny Dolo nampaknya sudah mulai mengantongi skuad inti terbaiknya, jelang tampil dalam turnamen AFF Suzuki Cup 2008. Hal itu semakin jelas terlihat dalam uji coba yang berlangsung Sabtu (29/11) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Tim pertama berhasil mengalahkan Persita U-21 dengan skor 5-0 dalam pertandingan dengan durasi 60 menit. Materi pemain yang diturunkan dalam pertandingan ini, tidak berbeda jauh dengan skuad inti saat Piala Kemerdekaan lalu.

Di posisi penjaga gawang dipercayakan kepada Markus Harison. Kuartet pertahanan diisi oleh Ismed Sofyan, Isnan Ali, Charis Yulianto, M Roby. M Ilham, Ponaryo Astaman, Firman Utina dan M Ilham menempati lini tengah. Sedangkan Budi Sudarsono mendampingi Bambang Pamungkas di barisan depan.

Lima gol yang tercipta dihasilkan oleh Budi Sudarsono (3 gol), Bambang Pamungkas dan Firman Utina.

Setelah bermain selama 60 menit melawan Persita U-21, timnas langsung bertanding melawan Persija U-21, juga dalam tempo 60 menit. Materi pemain timnas yang diturunkan kali ini adalah Dian Agus (gk); Usep, Nova, Erol, Fandy; Ellie, Wijay, Irsyad, Syamsul; Aliyudin, Musafry.

Hasilnya, timnas ditahan imbang Persija U-21 dengan skor 1-1. Gol timnas dicetak oleh Musafry, sedangkan Persina U-21 oleh Rico.

” Saya puas dengan perkembangan tim yang pertama. Sementara tim B bersifat sebagai pembanding, untuk itulah mereka tampil selama 60 menit penuh agar saya bisa melihat kemampuan individu mereka yang siap masuk tim utama,” kata Benny Dolo usai pertandingan.

Timnas Cari Dukungan

Sementara itu pihak panpel AFF Suzuki Cup 2008 terus berupaya menggugah publik untuk memberi dukungan pada timnas Indonesia. Selain menggelar duel eksibisi antara tim artis vs eksekutif PSSI sebelum laga uji coba timnas, panpel juga membagibagikan merchandise timnas kepada para penonton.

Di depan kantor PSSI dipasang baliho raksasa timnas untuk ditandatangani para wakil kelompok suporter. ” Semua itu untuk menggugah masyarakat agar datang beramai-ramai nanti di piala AFF Suzuki 2008 untuk mendukung penuh timnas,” kata Djoko Driyono, ketua panpel lokal AFF Suzuki Cup 2008.

1